Kita adalah Utusan
Tuhan tidak menambahkan satu hari dalam kehidupanmu karena engkau membutuhkannya, melainkan karena seseorang di luar sana orang membutuhkanmu (Anonim).
SATUHARAPAN.COM – Betapa besar kerugian orang yang tidak menyadari bahwa hidupnya penuh dengan rancangan keindahan Tuhan baginya. Ia ibarat kuncup yang akan layu sebelum berkembang. Kuncup bisa mekar menjadi bunga yang indah jika ditanam di tanah yang tepat, diberi pupuk yang sesuai, dirawat dengan baik. Namun, jika tidak dirawat, dihinggapi hama atau tidak diberi pupuk yang sesuai, tak akan muncul keindahannya.
Manusia pun demikian. Pandangan yang keliru terhadap hidup—yang terbentuk sepanjang pertumbuhan akibat pola pengasuhan yang tidak mendukung atau lingkungan yang selalu mengecilkan atau pendidikan sekolah yang tak cukup membangun karakter dengan mudah menghalangi pengembangan potensi diri, bahkan sampai membuat manusia merasa hidupnya tak berguna. Tak memiliki harga diri.
Sebaliknya, sangatlah beruntung mereka yang sejak kecil telah dibukakan matanya bahwa hidupnya adalah rancangan Tuhan yang indah, dan Tuhan menghendakinya menjalani hidup yang bermanfaat bagi banyak orang. Mereka akan mekar menjadi pribadi yang bermanfaat bagi lingkungannya. Mereka menyadari bahwa dalam dirinya tersimpan berbagai talenta yang menjadi bekal kehidupan. Tidak ada satu manusia pun yang dikecualikan. Dan tak satu pun dilepas ke dunia tanpa bekal. Sekecil apa pun, selalu ada. Tuhan melengkapi tiap manusia dengan bekal talenta yang cukup untuk menjalankan tugas yang Tuhan inginkan.
Beruntunglah bahwa tak ada kata terlambat bagi manusia untuk mencari apa yang sebenarnya menjadi tujuannya ditempatkan di bumi. Sejak lahir, sesungguhnya talenta telah melekat pada dirinya. Dan sepanjang hidupnya, manusia diberi kesempatan untuk menemukan talentanya, menggunakan serta melipatgandakan talentanya.
Ketika talenta terlipatgandakan, dan orang lain merasakan manfaatnya, ia akan menemukan tujuan hidupnya. Dan siapakah yang merancang semua itu, kalau bukan Sang Pencipta. Jadi, manusia sesungguhnya bagai utusan yang dipercaya menjalankan tugas yang mulia. Menjadi utusan Sang Pencipta adalah kepercayaan yang luar biasa. Dan di mata Sang Pencipta, tiap manusia memiliki harga yang mahal. Rumput yang diinjak orang saja, diciptakan-Nya dengan indah, apalagi manusia.
Dan sebagaimana utusan, maka semua itu diberikan bukan semata untuk menyenangkan diri sendiri, melainkan untuk kebutuhan orang lain. Apakah itu lalu menjadi beban? Kenyataannya, mereka yang membahagiakan orang lain selalu lebih bahagia daripada mereka yang membahagiakan diri sendiri. Memberi itu lebih membahagiakan daripada menerima.
Jadi, carilah apa yang menjadi talenta, kembangkanlah, jadikanlah bermanfaat bagi orang lain, di mana pun kita berada. Dalam pekerjaan, bekerjalah dengan maksimal, hari ini lebih baik dari kemarin dan besok lebih baik dari hari ini. Dalam pelayanan, dalam keluarga, di mana pun, carilah apa yang bisa menjadikan hidup bergairah karena menyenangkan orang lain.
Judika Indonesian Idol dalam lagunya berjudul ”Bahagia dengan Memberi” menyairkannya dengan sangat tepat: ”Berikan bantuanmu bagi yang butuh kamu. Hatimu ‘kan bahagia dengan memberi. Berikan senyumanmu bila mampumu itu. Dunia ini kekurangan cinta. Bahagiakan sesama kita.”
Selamat mengembangkan talenta!
Email: inspirasi@satuharapan.com
Editor : Yoel M Indrasmoro
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...