Mengerjakan Pekerjaan Allah
Perbuatan lebih dari sejuta kata.
SATUHARAPAN.COM – ”Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam” (Yoh. 9:7). Demikianlah perintah Yesus kepada orang yang buta sejak lahirnya. Tak ada janji apa pun dalam perintah ini. Yesus hanya memberi perintah. Dan menarik disimak bahwa orang itu pun pergi. Sebuah kalimat yang begitu menggerakkan.
Menarik pula diperhatikan: Mengapa Yesus memintanya membasuh diri dalam kolam Siloam? Mengapa Siloam? Penulis Injil Yohanes memberikan keterangan kepada pembacanya bahwa Siloam berarti ”yang diutus”.
Ya, mengapa Siloam? Mengapa bukan Betesda? Dan mengapa bukan di rumah saja? Toh membasuh diri bisa di mana saja? Kelihatannya ada makna simbolis yang hendak ditekankan Yesus di sini. Sebenarnya arti harfiah Siloam adalah pengirim atau pembawa, tetapi Yohanes menafsirkannya sebagai ”yang diutus”. Lalu siapakah yang diutus dalam kisah tadi?
”Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang” (Yoh. 9:4). Dalam kalimat ini, Yesuslah yang dimaksud dengan ”yang diutus itu”. Membasuh diri dalam kolam Siloam arti simbolisnya adalah membasuh diri di dalam Yesus sendiri.
Namun, jelas pula dalam kalimat tersebut, setiap orang pada dasarnya juga ”yang diutus”. Perhatikan kata-kata Yesus tadi, kita harus mengerjakan pekerjaan Dia—Allah sendiri. Meskipun para ahli kitab suci merasa bahwa semestinya bukan kata ”kita”, tetapi ”Aku” yang menunjuk kepada Yesus Orang Nazaret; namun Tuhan Yesus sendiri yang melibatkan para murid-Nya untuk mengerjakan pekerjaan Allah.
Itulah yang dilakukan Yesus ketika melakukan sesuatu bagi orang yang buta sejak lahirnya. Para murid hanya mempercapkan orang itu. Yesus berbuat! Perbuatan memang lebih dari sejuta kata. Dan hanya dengan cara itulah pekerjaan Allah dinyatakan!
Email: inspirasi@satuharapan.com
Editor : Yoel M Indrasmoro
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...