KKB Papua Serang Warga di Nduga, Papua, 10 Tewas
JAYAPURA, SATUHARAPAN.COM-Sepuluh orang ditembak mati oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua di Nogolaid, Kabupaten Nduga, Papua dievakuasi ke Timika, hari Sabtu (16/7).
Serangan diduga dilakukan KKB pimpinan Egianus Kogoya, Sabtu pagi dengan menembaki warga di Nogolaid.
"Benar ada penyerangan terhadap warga sipil yang mengakibatkan 10 (orang mengalami) luka tembak, sembilan di antara mereka meninggal dunia," kata Direktur Reserse Kriminal Polda Papua, Faizal Rahmadani.
Namun berita di Antara berikutnya menyebutkan 10 orang tewas dari 11 korban penyerangan itu. Pihak berwenang sedang menyelidiki insiden itu tetapi memprioritaskan evakuasi warga sipil, katanya.
Serangan pada hari Sabtu terjadi beberapa hari setelah protes tentang undang-undang baru yang akan membuat wilayah tersebut dibagi dari dua menjadi lima provinsi, dengan penambahan Provinsi Papua Selatan, Papua Tengah dan Papua Dataran Tinggi.
Pemerintah mengatakan daerah administrasi baru akan mempercepat pembangunan, meningkatkan pelayanan publik dan menciptakan lebih banyak kesempatan bagi orang Papua untuk bergabung sebagai pegawai negeri.
Tetapi para kritikus mengatakan langkah itu akan memberi Jakarta lebih banyak kekuatan atas wilayah yang jauh dan kaya sumber daya, di mana pertempuran tingkat rendah untuk kemerdekaan telah dilancarkan sejak daerah itu menjadi bagian dari Indonesia setelah pemungutan suara yang diawasi PBB pada tahun 1969.
Tentara Pembebasan Papua Barat, yang telah ditetapkan pemerintah sebagai organisasi teroris, bulan ini menolak pemecahan administratif, mengancam akan menembak mati setiap pejabat yang terlibat, menurut laporan Reuters.
“Strategi membagi-dan-aturan Jakarta ditentang di seluruh Papua ... Orang Papua khawatir bahwa lebih banyak orang Papua non Pribumi akan tiba, semakin meminggirkan mereka di tanah mereka sendiri,” kata Veronica Koman, seorang pengacara dengan Amnesty International Australia, dikutip Reuters.
“Kemungkinan pejuang bersenjata Papua hari ini mengirim pesan bahwa lebih banyak orang non-Pribumi Papua tidak diterima.”
Sebuah laporan oleh Institute for Policy Analysis of Conflict pekan ini mengatakan Tentara Pembebasan Papua Barat telah “melepaskan tingkat kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Papua” sejak “Deklarasi Perang” pada tahun 2018, terutama didorong oleh kemampuan kelompok tersebut untuk memperoleh lebih banyak senjata.
Sementara itu, dilaporkan bahwa 11 orang yang menjadi korban penembakan dan penganiayaan KKB di Nogolaid, Kabupaten Nduga, Papua dievakuasi ke Timika, hari Sabtu.
Komandan Lanud Yohanis Kapiyau, Letkol Pnb Slamet Suhartono, menyatakan bahwa evakuasi para korban menggunakan empat armada: satu pesawat dan tiga helikopter milik TNI-Polri. Evakuasi berjalan lancar dengan pengawalan ketat anggota dan saat ini semua korban sudah berada di Timika.
Sebanyak 11 orang yang menjadi korban penyerangan KKB, 10 di antara mereka meninggal dunia adalah Pdt. Elias Serbaye (54 tahun), Yulius Watu, (23 tahun ), Habertus Goti (41 tahun), Daenk Maramli (41 tahun ), Taufan Amir (42 tahun), Johan (26 tahun), Alex (45 tahun), Yuda Hurusinga, Has Jon (41 tahun), Sirajudi (27 tahun ), dan seorang yang alami luka-luka yakni Sudirman.
Editor : Sabar Subekti
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...