KKP Alokasikan 40 Persen Beasiswa Anak Nelayan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan (BPSDMP KP) mengalokasikan 40 persen beasiswa untuk anak pelaku utama sektor kelautan dan perikanan, yakni nelayan, pembudidaya ikan, pengolah dan pemasar ikan, serta petambak garam.
Sekretaris BPSDM KP, Rina, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (15/3) mengatakan nantinya peserta didik akan ditempatkan di satuan pendidikan tersebut, terdiri atas sembilan Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM), tiga Politeknik Kelautan dan Perikanan (Poltek KP), dan satu Sekolah Tinggi Perikanan (STP) di lima kampus.
Rina menjelaskan, keberpihakan BPSDMP KP terhadap anak-anak pelaku utama bertujuan mendorong mereka mendapatkan pendidikan di sekolah yang tepat, yang mampu mengangkat kearifan lokal yang mereka miliki menjadi pengetahuan yang terstruktur, serta mengembangkannya sebagai modal untuk bekerja dan menjadi pelaku utama yang lebih modern.
"Mereka sudah mendapatkan ini dari lingkungan yang membesarkannya. Hanya saja mereka butuh polesan intelektual agar lebih pintar dalam memanfaatkan karakter dan fisik tangguh yang dimilikinya," tuturnya.
Dia menambahkan pendidikan tersebut harus satu koridor dengan apa yang mereka alami sehari-hari dan bisa memberikan efek manfaat bukan hanya bagi diri mereka sendiri, tapi juga bagi lingkungan sekitarnya.
Rina menuturkan jika kegiatan pendidikan diperuntukkan bagi anak-anak pelaku utama usia sekolah, maka kegiatan pelatihan diperuntukkan bagi para pelaku utamanya.
Untuk itu, BPSDMP KP perlu menyelenggarakan promosi pelatihan, dalam kesempatan ini dilakukan di Pangandaran.
"Hal ini agar masyarakat dapat memahami dan tertarik untuk mengikuti pelatihan bagi masyarakat yang diselenggarakan BPSDMP KP, melalui enam Balai Diklat dengan wilayah kerja seluruh Indonesia," ucapnya.
Rina menyebutkan pelatihan tersebut terdiri atas pelatihan penangkapan ikan, permesinan kapal, budidaya perikanan, pengolahan dan pemasaran produk perikanan, kerajinan kekerangan, usaha garam, konservasi perairan, pengawasan, dan sebagainya.
Tak hanya melalui Balai Diklat, pelatihan juga dilakukan melalui Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP).
"Pelaku utama maju di sektor kelautan dan perikanan dan dapat menyelenggarakan pelatihan ditetapkan BPSDMP KP menjadi P2MKP, untuk melatih masyarakat sekitar, di bawah binaan Balai Diklat di masing-masing wilayah kerja," ujarnya.
Dia menyebutkan saat ini jumlahnya telah mencapai 429 P2MKP se-Indonesia.
Di Pangandaran sendiri, antara lain P2MKP Tani Kawungsari di bidang budidaya (pembenihan dan pendederan ikan gurame), P2MKP Peka Jaya di bidang budidaya (pembenihan dan pembesaran gurame), dan P2MKP Marga Mina di bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan.
Selain "roadshow" penerimaan peserta didik dan promosi pelatihan, pada Pesta Nelayan Pangandaran ini BPSDMP KP menyelenggarakan temu penyuluh perikanan.
Berdasarkan data Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan (Simluhdaya KP) per Selasa (15/3), terdapat 38 penyuluh perikanan di Pangandaran.
Jumlah tersebut merupakan bagian dari 14.501 penyuluh perikanan di seluruh kabupaten-kota se-Indonesia.
Sementara, kelompok masyarakat pelaku utama yang didampingi penyuluh di Pangandaran mencapai 401 kelompok, terdiri atas 6.803 orang.
Jumlah tersebut merupakan bagian dari 58.978 kelompok (848.148 orang) yang dididampingi penyuluh di seluruh Indonesia.(Ant)
Editor : Sotyati
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...