KKP: "Restocking" Pulihkan Sumber Daya Lobster
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan rencana program restocking atau penebaran ulang bibit lobster untuk disebar di sejumlah kawasan perairan bakal memulihkan sumber daya lobster yang ada di lautan Indonesia.
"Balitbang (Badan Penelitian dan Pengembangan) KP rekomendasikan restocking untuk pulihkan stok lobster nusantara," kata Kepala Balitbang Kelautan dan Perikanan KKP Achmad Poernomo dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (4/2).
KKP melalui Balitbang akan melakukan pengelolaan sumber daya perikanan khususnya lobster (Panulirus spp.) dengan pemulihan stok dan konservasi sumberdaya lobster dengan penebaran ulang atau restocking.
Achmad Poernomo memaparkan, kegiatan itu merupakan sistem manajemen yang mengintegrasikan antara kegiatan perikanan budidaya dan perikanan tangkap.
Kalitbang KKP mengemukakan, perikanan budidaya dilakukan dalam rangka penyediaan dan pemeliharaan benih sampai ukuran siap tebar serta penyesuaian dengan lingkungan perairan.
"Sedangkan perikanan tangkap meliputi penebaran benih tersebut ke laut hingga suatu saat ditangkap kembali," katanya.
Ia juga mengatakan, kegagalan restocking biasanya tidak mempertimbangkan kondisi benih yang masih rentan dan tidak siap ditebar di alam, pemangsaan oleh predator, lingkungan yang tidak sesuai dan kegiatan penangkapan oleh nelayan setempat, serta belum tersedianya benih dari panti pembenihan untuk kegiatan restocking.
Hasil penelitian Balitbang KKP melalui Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumberdaya Ikan di selatan Jawa (Gunungkidul hingga Pacitan) menunjukkan antara 50--90 persen penambahan baru bibit lobster Panulirus spp.
"Kegiatan restocking lobster di perairan Indonesia sangat mungkin dilakukan mengingat benih alami lobster yang melimpah serta tersedianya lokasi yang tepat," jelasnya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk meminimalkan kegagalan restocking antara lain memperhatikan ukuran dan sifat benih. Ketersediaan benih lobster yang siap tebar harus sudah "kuat" menghadapi goncangan faktor lingkungan dan serangan predator.
Selain itu, pemilihan lokasi disesuaikan dengan habitat dan lingkungan yang cocok bagi lobster, antara lain dapat dilakukan pada perairan semi tertutup atau perairan teluk dan arusnya relatif tenang, pada kedalaman antara 10-20 meter, masih ada sinar matahari, substrat berpasir dan kondisi karang yang sehat.
Kegiatan restocking lobster sudah dilakukan di beberapa negara, seperti Norwegia tahun 1990-1994 dengan melepas benih 18 ribu sampai 29 ribu benih lobster jenis Homarus gammarus, dan pada tahun 1990-an Inggris melakukan restocking lobster lebih dari 90 ribu benih di pantai Yorkshire. (Ant)
Editor : Eben Ezer Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...