Kluwih, Bijinya Bernilai Ekonomi Tinggi di Karibia
SATUHARAPAN.COM – Kluwih, atau keluwih, berkerabat dekat dengan nangka, cempedak, dan sukun. Namun, popularitasnya kalah jauh dibandingkan dengan kerabatnya itu. Pemanfaatannya pun selama ini hanya untuk bahan sayur lodeh untuk buahnya yang muda. Bijinya, biasanya hanya direbus dan dikonsumsi sebagai camilan.
Belakangan, peneliti mulai menggali potensinya yang lain. Gama Setyoningsih, Maisel Priskila Sisilia, dan Dwi Irawati (mahasiswa FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta/UNY, pada 2012), contohnya, meneliti kemungkinan biji kluwih sebagai bahan baku alternatif pembuatan tempe.
Ketiga peneliti mendasari penelitian pada kenyataan harga kacang kedelai yang sangat fluktuatif, sementara tempe telanjur identik dengan kacang kedelai. Sementara itu, mengutip dari situs pendidikan-kimia.fmipa.uny.ac.id, saat ini tempe tidak hanya dikonsumsi di Indonesia tetapi juga telah mendunia. Kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang mengkonsumsi tempe sebagai pengganti daging, menyebabkan tempe tidak hanya diproduksi di Indonesia, tetapi juga di banyak tempat di dunia.
Tempe biji kluwih dari tiga peneliti itu dibuat dengan merebus biji kluwih pilihan beberapa menit, membuang kulit bagian dalamnya, kemudian memotong-motong sesuai selera. Biji kluwih yang telah dipotong-potong itulah yang diberi laru (ragi), dibungkus dalam kemasan daun pisang rapat-rapat, disimpan di dalam suatu wadah tertutup selama dua malam satu hari (lebih kurang 36 jam), menjadi tempe yang siap diolah.
Kluwih, dari famili Moraceae (suku nangka-nangkaan), mengutip dari Wikipedia, adalah tumbuhan yang berasal dari Papua Nugini, serta kemungkinan besar Indonesia dan Filipina. Ukuran buahnya hampir sama dengan sukun (Artocarpus altilis, breadfruit), namun memiliki kulit keras dan berduri lunak.
Kluwih umumnya ditemukan di kawasan tropis, tumbuh dengan baik di dataran rendah hingga ketinggian 1.550 meter di atas permukaan air laut, di pinggir-pinggir sungai bahkan tahan tumbuh di daerah rawa.
Tinggi tumbuhan dapat mencapai 35 meter, berakar tunggang. Batangnya tegak, bulat, percabangan simpodial, bergetah, berpermukaan kasar, berwarna cokelat.
Daunnya tunggal, berwarna hijau, tebal, permukaan kasar, tepi bertoreh, pertulangan menyirip, berukuran panjang 40-60 cm dan lebar 25-35 cm.
Kluwih adalah tumbuhan berumah satu, bunganya tunggal, di ketiak daun. Bunga jantan silindris, panjang 10-20 cm, berwarna kuning, sementara bunga betina bulat, bergaris tengah 2-5 cm, berwarna hijau.
Buahnya berwarna hijau, bulat, diameter 10-20 cm, berduri lunak. Bijinya berbentuk ginjal, panjang 3-5 cm, berwarna hitam. Sesuai namanya dalam bahasa Inggris, buah kluwih penuh dengan biji. Dalam satu buah, isinya berkisar 12 sampai dengan 150 biji,
Kluwih memiliki nama ilmiah Artocarpus camansi (Park.) Fsb. Di Papua Nugini, tumbuhan ini dinamakan kapiak. Dalam bahasa Inggris, tumbuhan ini dinamakan seeded breadfruit atau breadnut, merujuk pada bijinya yang banyak. Warga Filipina menyebutnya kamansi, mengambil dari nama spesies, atau rimas, mengutip dari plantamor.com. Nama lain yang dikenal di wilayah Karibia adalah chataigne atau castana (dalam bahasa Prancis dan Spanyol), sake (Vietnam), dan sa-ke (Thailand).
Di Indonesia, kluwih memiliki nama lokal dalam bahasa Sunda kulur atau timbul. Di Bali, buah tumbuhan ini dinamakan kalewih, di Timor dikenal dengan nama lakuf, dan di Makassar dikenal dengan nama gamasi, mirip dengan kamansi, nama di Filipina.
Manfaat dan Khasiat Kluwih
Pada umumnya kluwih dipanen sebelum tua, untuk bahan sayur. Biji kluwih, yang rendah lemak, memiliki kandungan protein tinggi. Biji kluwih memiliki nilai ekonomi tinggi di wilayah Karibia dan Amerika Selatan, karena rasanya tak jauh beda dengan chesnut atau buah berangan.
Mengutip dari Wikipedia, umumnya biji kluwih diolah dengan cara dikalengkan, dijual dalam bentuk dipanggang, atau diolah menjadi pasta, tepung, atau diambil minyaknya. Ekstrak minyak dari biji kluwih kaya akan asam lemak tak jenuh, baik untuk dikonsumsi.
Gama Setyoningsih, salah satu dari tiga peneliti yang disebutkan di atas mengatakan, biji kluwih belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk dijadikan produk pangan ataupun nonpangan. Karakteristik kimia biji kluwih, yaitu adanya kadar air, abu, protein, lemak, serat, karbohidrat,pati, fenol serta sifat fisikokimia, dan fungsional pati biji kluwih, selama ini belum banyak diketahui.
Kandungan karbohidrat biji kluwih yang cukup tinggi, sebesar 64.965 persen, menunjukkan biji kluwih berpotensi sebagai salah satu sumber karbohidrat. Kandungan serat yang penting bagi tubuh, juga cukup besar pada biji kluwih. Serat sangat penting bagi tubuh. Konsumsi serat yang cukup dapat menurunkan kadar kolesterol darah sehingga mencegah berbagai penyakit seperti tekanan darah tinggi, jantung koroner dan batu empedu, mengontrol glukosa darah sehingga mencegah penyakit diabetes melitus.
Buku Rangkuman Fungsi dan Khasiat Tanaman Obat, keluaran Merapi Frma Herbal: Arthocarpus altilis, daunnya untuk sakit kulit, bunga jantannya untuk sakit gigi.
Editor : Sotyati
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...