Koleksi Kartu Steve Jobs Terjual $ 10.500
SATUHARAPAN.COM - Tiga tahun sudah Steve Jobs meninggalkan dunia ini, namun berita tentang pucuk pimpinan Apple itu masih terus mengalir.
Berita terbaru yang dilaporkan cnbc.com menyebutkan tiga kartu bisnis lama Steve Jobs terjual di lelang awal bulan ini lebih dari $ 10.000 (setara Rp 131,95 juta).
Tim Knowles, CEO Stacks.co, membeli kartu itu $ 10.500, menurut laporan The Next Web. Koleksi kartu termasuk pada waktu Jobs di Apple, Next, dan Pixar.
Sebelumnya, kembali orang mengenang Jobs, setelah terbit biografinya, Becoming Steve Jobs: The Evolution of Reckless Upstart into a Visionary Leader.
Tiga tahun setelah kematiannya, perusahaan yang dipimpin Steve Jobs meningkat dua kali lipat besarnya dan terus terlibat dengan inovasi yang berisiko seperti jam tangan Apple.
“Ia bekerja sangat keras di beberapa tahun di akhir hidupnya untuk kesuksesan Apple dan membuat sistem dan cara berpikir yang terus hidup bahkan setelah ia pergi,” kata Rick Tetzeli, salah satu penulis Becoming Steve Jobs: The Evolution of a Reckless Upstart into a Visionary Leader, seperti dikutip voaindonesia.com.
Buku itu buku berikut biografi Jobs. Tetzeli meyakini kesuksesan terus-menerus perusahaan tersebut adalah warisan terbesar pendiri Apple tersebut.
Jobs, yang dilahirkan dengan nama Steven Paul Jobs, meninggal akibat komplikasi penyakit kanker pankreas yang dideritanya pada usia 56 tahun pada 2011.
Untuk bukunya, Tetzeli, jurnalis bisnis ini, mewawancarai orang-orang yang mengenal Jobs dengan baik. Melalui kisah-kisah yang didapat dari sumber tersebut, ia dan Brent Schlender, rekan penulis buku itu, mengeksplorasi berbagai sisi kepribadian Jobs, memotret kehidupan Jobs sejak remaja penyendiri.
Jobs sering kali digambarkan sebagai orang yang sulit dihadapi. Dia terobsesi dengan detail terkecil dari desain produk-produknya.
“Kalau bekerja dengan Steve Jobs, Anda harus berani membela diri Anda,” kata Tetzeli. “Ia memecat orang yang tidak mau memperjuangkan ide mereka. Ia berdebat dengan semua eksekutifnya. Debat yang normal yang menurutnya akan menghasilkan produk terbaik.”
Tetzeli mendapati Jobs juga sangat tertarik dengan kehidupan orang dan mengerti bahwa uang adalah motivasi yang kuat.
“Orang-orang yang bekerja untuknya menghasilkan banyak uang. Tapi, lebih dari itu, mereka menghasilkan banyak uang karena kualitas pekerjaan mereka, dan melakukan yang terbaik yang bisa mereka lakukan,” ujarnya. “Bahkan orang-orang yang dipecat olehnya atau mengakhiri hubungan kerja dengan Jobs dengan tidak baik, mengatakan mereka melakukan yang terbaik selama bekerja untuknya.”
Pada 2009, ketika Jobs sedang dalam daftar tunggu untuk menerima transplantasi hati, eksekutif senior Apple, Tim Cook, mendekati Jobs yang merupakan atasan, mentor dan temannya, dan menawarkan hatinya. Jobs menolaknya.
“Cook menceritakan hal itu kepada kami karena ia pikir itu menunjukkan Jobs bukan orang yang egois," kata Tetzeli. “Tapi cerita itu juga menunjukkan kepada kita betapa dekat hubungan antara Jobs dan orang-orang terdekatnya.”
Tetzeli juga meyakini pengembangan iPhone adalah titik puncak karier Jobs.
“iPhone adalah perangkat terpenting yang ia ciptakan," ujarnya. “iPhone mengubah cara kita berpikir tentang teknologi. Teknologi menjadi sesuatu yang mobile, yang tidak pernah kita pikirkan sebelumnya. iPhone adalah perubahan yang besar di dunia di mana teknologi biasanya hanya diletakkan di meja.” (cnbc.com/voaindonesia.com/telegraph.co.uk)
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...