Koleksi Museum Alkitab LAI: Replika Gulungan Taurat
SATUHARAPAN.COM – Museum Alkitab di Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) yang terletak di lantai dua gedung LAI di Jalan Salemba Raya Jakarta Pusat, menyimpan koleksi replika gulungan naskah Taurat.
Pengunjung yang baru kali pertama masuk Museum LAI akan melihat dua vitrin berhadap-hadapan. Dua lemari tersebut masing-masing menyimpan berbagai koleksi. Jika dilihat lebih seksama, terdapat sejumlah koleksi replika yang berupa naskah. Selain replika gulungan Taurat Musa, di dalam vitrin tersebut juga terdapat replika gulungan lain, yakni replika naskah gulungan Laut Mati (Dead Sea Scroll) yang sudah pernah ditampilkan satuharapan.com sebelumnya.
Replika gulungan Taurat tersebut, bila dilihat dari kejauhan memiliki ukuran menyerupai kertas yang terdapat di percetakan perusahaan surat kabar sebelum dimasukkan ke dalam mesin cetak.
Huruf-huruf Ibrani terlihat jelas di gulungan tersebut. Huruf dalam naskah tersebut tersusun secara vertikal dari atas ke bawah dan terbagi dalam tujuh kolom yang berbeda.
Keterangan Museum LAI
Keterangan di depan vitrin dari museum tersebut menyebutkan gulungan kitab tersebut ditulis dengan tangan pada lembaran kulit sapi. Pada masa lalu kitab suci di Israel ditulis pada kulit binatang yang halal seperti sapi dan domba. Penulisnya pun orang-orang khusus yang disebut safer atau Israeli Scribe.
Gulungan dengan panjang 12 meter tersebut dari beberapa lembar kulit yang disambung dengan cara dijahit benang. Gulungan tersebut ditemukan di Eropa dan diperkirakan telah dibawa migrasi dari Israel lebih dari 150 tahun lalu.
Menurut sebuah situs di internet yang berisi informasi dan pengetahuan tentang agama Yahudi, chabad.org, secara gramatikal, kata Taurat berarti instruksi. Dalam definisi masa kini, Taurat merujuk secara khusus untuk Lima Kitab Musa (Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan). Sebuah versi kitab Taurat yang secara hati-hati ditulis oleh seorang penulis ahli, disimpan dalam bahtera rumah ibadat dan dibawa keluar untuk dibaca selama layanan.
Dalam Wikipedia, disebutkan menurut tradisi Yahudi, seluruh Taurat, baik yang tertulis maupun oral, diwahyukan kepada Musa di atas gunung Sinai. Menurut penanggalan naskah oleh para rabbi Ortodoks, pewahyuan itu terjadi pada tahun 1312 Sebelum Masehi (SM), atau menurut perhitungan yang lain, pada tahun 1280 SM.
Dalam mistik Yahudi pada abad pertengahan dipercayai bahwa Taurat diciptakan sebelum penciptaan dunia, dan digunakan sebagai rancangan dalam menulis Kitab Kejadian.
Penelitian Pakar
Gulungan Taurat tidak hanya terdapat di satu tempat, karena beberapa tahun lalu seperti diberitakan BBC Indonesia, seorang pakar bahasa Ibrani di Universitas Bologna, Italia, Mauro Perani, mengatakan universitas tersebut mendapat temuan yang disebut kitab Taurat yang mungkin paling tua di dunia.
Perani menjelaskan gulungan kitab suci agama Yahudi tersebut tersimpan di perpustakaan universitas. Pengujian karbon menunjukkan teks di gulungan-gulungan tersebut mungkin ditulis lebih dari 850 tahun yang lalu.
Perani melakukan penelitian ulang dan ia menyadari huruf yang dipakai di gulungan itu sama dengan huruf dari tradisi Babilonia, yang berarti usianya sangat tua.
Dalam catatan sejarah universitas tersebut, terdapat salah satu petugas perpustakaan mereka tahun 1889 yang melakukan penelitian bahwa Taurat tersebut berasal dari abad ke-17.
Sementara itu menurut pantagraph.com, Pemimpin Yahudi Hungaria, Rabbi Slomo Koves, pada 2014 mengatakan dia dan teman-temannya telah menemukan 103 gulungan Kitab Taurat yang diambil dari Hungaria selama Holocaust dari sebuah perpustakaan Rusia.
Taurat Dalam Alkitab
Dalam Alkitab pembicaraan tentang Taurat dibahas dalam perikop Ulangan 5:6-21. Perikop tersebut menjelaskan bagaimana Musa mensosialisasikan peraturan dan hukum yang datangnya dari Tuhan kepada orang Israel di Gunung Horeb.
Jika hendak membicarakan Taurat, maka dalam Perjanjian Lama dari Alkitab tidak dapat melepaskan dari sosok Musa. Menurut Wikipedia, sebagian besar isi Kitab Taurat dianggap bersumber dari kitab yang ditulis seorang nabi yang dipilih dan diutus Tuhan untuk menghadap kepada kaum Firaun, yakni Nabi Musa. Dia diutus membebaskan bangsa Israel menghadapi penindasan Mesir. Musa dikenal sebagai perantara dalam hal pengajaran agama dan pengampunan dosa terhadap Israel.
Editor : Sotyati
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...