Pendidikan Agama Tekan Perkembangan AIDS
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kepala Biro Umum Kementerian Agama (Kemenag), Syafrizal, mengatakan pendidikan agama merupakan salah satu cara strategis menangkal persebaran wabah HIV (human immunodeficiency virus) yang menyebabkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome).
Dia mengemukakan hal itu saat membuka Sosialisasi Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS Melalui Sektor Agama di Jakarta, hari Rabu (7/12). Dia mengemukakan wabah HIV dan AIDS sebagian besar disebabkan karena perilaku manusia yang menyimpang dari ajaran agama dan nilai-nilai moral.
Dia berjanji Kementerian Agama berupaya meningkatkan kualitas kehidupan keagamaan umat. Dari situ, diharapkan kesadaran akan nilai moral dan agama meningkat hingga dapat menekan kebiasaan berperilaku menyimpang, salah satunya dalam hal seksual.
"Kementerian Agama bahkan termasuk dalam anggota TIM Pelaksana Komisi Penanggulangan AIDS atau KPA Nasional," kata Syafrizal.
Beberapa pengembangan kebijakan telah dilakukan Kementerian Agama sebagai bagian dari upaya penanggulangan AIDS dan HIV. Salah satunya adalah ikut menandatangani Surat Keputusan Bersama tentang peningkatan pengetahuan komperehensif HIV dan AIDS bagi penduuduk usia 15-24 tahun.
"Kemenag juga melakukan pengembangan program remaja untuk ikut sebagai anggota pokja remaja serta menjalin kerja sama dengan UNAIDS selaku pendukung utama untuk aksi global terhadap epidemik HIV yang cepat, luas dan terkoordinasi,” kata Syafrizal.
Berdasarkan laporan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, lanjut Syafrizal, jumlah infeksi HIV sampai dengan Juni 2016 sebanyak 17.847 jiwa. Sedangkan jumlah total berdasarkan laporan dari tahun 2006 sampai dengan 2016, ada 208.920 jiwa yang terinfeksi HIV.
Untuk data sejak April-Juni 2016, 70 persen kasus HIV dialami orang yang berusia 25 hingga 49 tahun. Sebanyak 38 persen adalah laki-laki dan 62 persen perempuan.
Sebagai upaya menekan perkembangan kasus HIV dan AIDS, ada sejumlah program yang menurut Syafrial akan dikembangkan, antara lain mengintensifkan peran dan keterlibatan penyuluh agama terutama di daerah wisata. Selain itu, Kemenag juga akan menerbitkan panduan untuk penyuluh pencegahan AIDS melalui Bahasa Agama.
"Juga membuat bookleat/ leaflet pencegahan AIDS dengan bahasa agama," kata dia.
Sosialisasi Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS melalui Sektor Agama ini diikuti 75 peserta dari Kemenag Pusat, Kanwil Kemenag DKI, dan utusan Ormas. Sosialisasi ini juga menghadirkan sejumlah nara sumber, antara lain dari Komisi Penanggulangan Aids Nasional, MUI, serta staf ahli Menteri Agama. (kemenag.go.id)
Editor : Sotyati
BRIN: Duri Landak dapat Jadi Gel Penyembuh Luka
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan riset terhadap manfaat ...