Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 08:50 WIB | Jumat, 31 Januari 2025

Komandan IRGC Sebut Iran Membeli Jet Tempur Sukhoi-35 Buatan Rusia

Komandan IRGC Sebut Iran Membeli Jet Tempur Sukhoi-35 Buatan Rusia
Angkatan udara Iran saat ini terbatas, hanya memiliki beberapa lusin pesawat serang, termasuk jet Rusia dan model lama buatan AS yang diperoleh sebelum Revolusi Islam tahun 1979. (Foto-foto: AFP)
Komandan IRGC Sebut Iran Membeli Jet Tempur Sukhoi-35 Buatan Rusia
Drone Mohajer 6 dipamerkan selama pameran pencapaian industri pertahanan Iran, pada 23 Agustus 2023 di Teheran. Iran pada 22 Agustus meluncurkan drone terbaru buatan dalam negeri yang dapat terbang pada ketinggian lebih tinggi dan untuk durasi lebih lama dengan kemampuan senjata yang ditingkatkan, media pemerintah melaporkan.

TEHERAN, SATUHARAPAN.COM-Iran telah membeli jet tempur Sukhoi-35 buatan Rusia, seorang komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan pada hari Senin (27/1), di tengah meningkatnya kekhawatiran di Barat atas kerja sama militer antara Teheran dan Moskow.

Komandan Garda Revolusi Islam (IRGC), Ali Shadmani, dikutip oleh Student News Network yang berafiliasi dengan negara, tidak mengungkapkan jumlah jet yang dibeli atau apakah sudah dikirimkan.

Pada bulan November 2023, kantor berita Tasnim yang berafiliasi dengan IRGC melaporkan bahwa Teheran telah menyelesaikan pengaturan untuk memperoleh jet tempur tersebut.

Awal bulan ini, Iran dan Rusia menandatangani perjanjian kemitraan strategis yang komprehensif, yang tidak secara eksplisit menyebutkan transfer senjata tetapi mengatakan kedua negara akan mengembangkan "kerja sama militer-teknis" mereka.

Angkatan udara Iran saat ini terbatas, dengan hanya beberapa lusin pesawat serang, termasuk jet Rusia dan model buatan Amerika Serikat yang sudah tua yang diperoleh sebelum Revolusi Islam 1979.

Shadmani juga mengatakan bahwa "sistem pertahanan yang rusak telah diganti dan diuji dalam latihan," yang kemungkinan merujuk pada serangan udara Israel pada tanggal 26 Oktober 2024 terhadap target militer di Iran. Menurut pejabat Iran, serangan itu menyebabkan "kerusakan terbatas" pada sistem radar dan menewaskan empat tentara.

Analis percaya bahwa serangan Israel memberikan pukulan signifikan pada pertahanan udara dan kapasitas rudal Iran.

Rudal dengan Kecerdasan Buatan

Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) telah mengerahkan rudal yang dilengkapi dengan teknologi kecerdasan buatan selama latihan militer di Teluk, demikian dilaporkan media pemerintah pada hari Senin.

Angkatan laut IRGC "menembakkan rudal Ghaem dan Almas yang dilengkapi dengan kecerdasan buatan dari pesawat nirawak Mohajer-6 dan Ababil-5 yang canggih," kata kantor berita negara IRNA.

Laporan tersebut menambahkan bahwa rudal tersebut "berhasil menghancurkan target musuh hipotetis" selama latihan tersebut.

Ghaem dan Almas adalah rudal berpemandu presisi yang dikembangkan di dalam negeri oleh kementerian pertahanan Iran.

Pada hari Jumat, IRGC meluncurkan serangkaian latihan militer di barat daya negara tersebut, termasuk di provinsi Bushehr dan Khuzestan, dan di perairan Teluk.

Provinsi tersebut merupakan rumah bagi fasilitas minyak dan petrokimia utama Iran, dengan Bushehr juga menjadi tuan rumah pembangkit listrik tenaga nuklir negara tersebut.

Mengutip "posisi sensitif," komandan angkatan laut Garda Revolusi, Alireza Tangsiri, mengatakan kepada IRNA bahwa latihan tersebut merupakan simulasi perlindungan lokasi-lokasi tersebut.

Tangsiri juga mengatakan bahwa Iran memproduksi rudal jelajah dengan jangkauan "melebihi 1.000 kilometer (621 mil) yang digunakan dengan teknologi AI."

Pengerahan rudal tersebut dilakukan beberapa bulan setelah pernyataan dari pemimpin tertinggi Iran, Ali Khamenei, yang mendesak pihak berwenang untuk "menguasai kecerdasan buatan."

Sejak revolusi tahun 1979, Republik Islam tersebut telah mengembangkan serangkaian rudal dan pesawat nirawak canggih setelah memutuskan hubungan dengan Amerika Serikat, yang telah menjadi pemasok senjata utama Teheran.

Uji coba rudal tersebut juga dilakukan beberapa hari setelah pelantikan Presiden AS, Donald Trump, yang dikenal dengan pendekatan "tekanan maksimum" terhadap Iran selama masa jabatan pertamanya, yang berakhir pada tahun 2021.

Trump mengatakan pada hari Kamis bahwa ia berharap untuk menghindari serangan terhadap situs nuklir Iran, dan menyerukan "kesepakatan" dengan Teheran, musuh bebuyutan AS dan sekutunya, Israel. (AFP/ Al Arabiya)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home