Komandan Militer Tunjukan Milisi Yang Didukung Iran
TEHERAN, SATUHARAPAN,COM-Komandan angkatan udara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Amir Ali Hajizadeh, berbicara di depan deretan bendera proksi Iran bersama bendera resmi Iran resmi dalam konferensi pers yang ditayangkan oleh TV pemerintah Iran, pada hari Kamis (9/1), dikutip Al Arabiya.
Bendera-bendera itu menunjukkan sejumlah organisasi milisi Syiah, yang merupakan proksi Iran di berbagai negara bersama organisasi militer Iran. Hal itu menunjukkan jaringan proksi regional Teheran yang luas. Banyak di antara organisasi telah ditetapkan sebagai teroris oleh banyak komunitas internasional.
Dipasang mengikuti bendera resmi negara Iran dan dua bendera IRGC adalah bendera dan lambang Hizbullah Lebanon. Organisasi ini tercatat memiliki hubungan dekat dengan rezim Iran.
Di tengah adalah bendera partai politik Ansar Allah, mewakili milisi Houthi yang didukung Iran di Yaman. Iran telah dituduh memberikan dukungan militer dan logistik kepada Houthi, yang berperang melawan pemerintah yang diakui PBB di Yaman yang didukung oleh Koalisi Arab.
"Kami memberikan nasihat dan bantuan intelektual kepada Houthi, dan IRGC bertanggung jawab atas hal ini," kata kepala staf angkatan bersenjata Iran Mayjen Mohammad Bagheri pada bulan Oktober. Dia menambahkan bahwa Iran "akan mendukung rakyat Yaman." sampai akhir."
Di sebelah kanannya ada bendera milisi Unit Mobilisasi Populer (PMU), yang dikenal sebagai Hashed al-Shaabi, di Irak.
Beberapa milisi di bawah payung PMU, terutama Katai'b Hizbullah dan Asaib al-Haqq, benderanya disejajarkan dengan bendera Iran, tetapi dianggap sebagai organisasi teroris oleh AS. Pemimpin PMU yang pro Iran, Abu Mahdi al-Mohandis, terbunuh dalam serangan udara bersama Soleimani.
Pada hari Rabu, PMU membantah terlibat dalam serangan roket di kawasan diplomat yang dekat dengan kedutaan besar Amerika Serikat di Zona Hijau Baghdad.
Di sebelah kanan mereka adalah bendera kelompok militan Palestina Hamas, yang telah menerima dukungan dan dana dari Iran. Kemudian diikuti oleh bendera brigade Fatemiyoun dan Zainebiyoun, milisi yang didukung Iran yang masing-masing terdiri dari pejuang Syiah Afghanistan dan Pakistan. Keduanya bertempur di Suriah, di mana komandan Iran, Qassem Soleimani, mengoordinasikan milisi untuk bertempur bersama rezim Bashar al-Assad.
Selama konferensi pers, Hajizadeh berbicara tentang kemampuan Iran untuk menyerang pasukan AS di seluruh wilayah, setelah mengatakan bahwa serangan rudal Iran di pangkalan militer di Irak tidak ditujukan untuk membunuh tentara AS.
"Jika kita ingin membunuh, kita bisa merancang operasi sedemikian rupa sehingga 500 (tentara Amerika) akan terbunuh pada langkah pertama, dan jika mereka merespons, 4.000 hingga 5.000 lebih lanjut akan terbunuh dalam langkah selanjutnya dalam 48 jam,” katanya.
Editor : Sabar Subekti
Beijing Buka Dua Mausoleum Kaisar Dinasti Ming untuk Umum
BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Dua mausoleum kaisar di Beijing baru-baru ini dibuka untuk umum, sehingga...