Komandan Pasukan LNA Libya Menolak Seruan Gencatan Senjata
TRIPOLI, SATUHARAPAN.COM-Komandan Tentara Nasional Libya (LNA), Jenderal Khalifa Haftar, hari Kamis (9/1) malam menyatakan menolak seruan gencatan senjata oleh Turki dan Rusia dan dia mengumumkan kelanjutan operasi militernya terhadap pemerintah kesepakatan nasional (GNA) yang diakui PBB.
Dalam sebuah pernyataan yang dibacakan oleh juru bicaranya, Ahmad al-Mesmari, Haftar mengklaim bahwa kebangkitan kembali proses politik dan stabilitas negara hanya dapat dijamin dengan "pemberantasan kelompok-kelompok teroris" dan pembubaran milisi yang mengendalikan Tripoli.
Pasukan Haftar mulai melancarkan serangan pada bulan April terhadap ibu kota Tripoli, tempat pusat kekuasaan Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA).
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengeluarkan seruan mereka untuk gencatan senjata pada hari Rabu (8/1) dalam pertemuan di Istanbul, Turki. Turki mendukung GNA sementara Rusia dituduh mendukung Haftar.
Haftar "memuji ... inisiatif Presiden Vladimir Putin" dalam pernyataannya hari Kamis, tetapi menekankan bahwa "upaya angkatan bersenjata dalam perang melawan teroris" akan terus berlanjut.
"Kelompok-kelompok ini telah merebut ibu kota dan menerima dukungan dari beberapa negara dan pemerintah yang memasok mereka dengan peralatan militer, amunisi ... dan drone," katanya.
"Negara-negara ini juga mengirim teroris ke seluruh dunia untuk memerangi pasukan bersenjata (Haftar)," tambahnya. Haftar merujuk ke Turki, yang baru-baru ini mengirim beberapa pasukan untuk mendukung pasukan GNA, sementara ia juga menuduh Ankara mengirim pejuang Suriah yang pro-Turki ke Libya.
Editor : Sabar Subekti
Beijing Buka Dua Mausoleum Kaisar Dinasti Ming untuk Umum
BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Dua mausoleum kaisar di Beijing baru-baru ini dibuka untuk umum, sehingga...