Komentar Abbott Dinilai Tempatkan Islam Inferior Terhadap Kristen
CANBERRA, SATUHARAPAN.COM - Sejumlah perwakilan kelompok masyarakat Muslim di Australia, menurut laporan abc.net.au, menafsirkan komentar mantan Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, yang secara luas telah dikutip oleh berbagai media, menempatkan Islam sebagai budaya inferior terhadap Kekristenan.
Jurubicara Dewan Islam Victoria, Kuranda Seyit, mengatakan pernyataan Abbott "terlalu tidak hormat terhadap orang-orang Islam".
Cendekiawan Muslim yang berbasis di Sydney, Ahmed Abdo, juga mengkritik pernyataan Abbott dan mempertanyakan apakah ia memenuhi syarat untuk menyerukan "reformasi".
Dalam sebuah wawancara luas dengan Sky News, yang kemudian telah ramai dikutip oleh berbagai media di seluruh dunia, Abbott mengatakan umat Muslim harus melakukan revolusi di dalam agama itu sendiri, dan Australia harus bekerjasama dengan orang-orang yang ingin mendorong terjadinya hal itu.
"Kita harus bekerja sama dengan umat Islam yang pro-kehidupan karena hal itu sebuah keharusan, seperti presiden (Abdel Fattah) Al-Sisi dari Mesir pernah berkata, sebuah revolusi agama di dalam Islam."
"Semua hal yang belum dimiliki oleh Islam --sebuah reformasi, pencerahan dan konsep yang maju tentang pemisahan gereja dan negara -- hal itu harus terwujud," tutur dia.
"Tetapi kita sendiri tidak dapat melakukan itu. Muslim harus melakukan hal ini oleh mereka sendiri. Tetapi kita harus bekerja sama dengan mereka yang ingin mendorong ke arah itu," lanjut dia.
Tony Abbott juga dikutip mengatakan sesuatu yang oleh berbagai media dianggap kontroversial. Menurut Abbott, "tidak semua budaya sama, dan sejujurnya, budaya yang percaya pada kesopanan dan toleransi jauh lebih disukai daripada (budaya) yang berpikir bahwa Anda dapat membunuh dalam nama Tuhan, dan kita harus siap untuk mengatakan itu."
Pernyataan Abbott mendapat kritik tajam dari para cendekiawan Muslim di Australia. "Pernyataan itu sebenarnya sejalan dengan apa yang oleh kelompok-kelompok radikal seperti ISIS benar-benar diserukan," kata Abdo.
"Yaitu bahwa dunia Barat menolak Islam dan Islam tidak memiliki tempat dalam masyarakat Barat yang lebih luas."
Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull, juga telah memberikan komentar atas pendapat Abbott. Ia mengatakan pendahulunya itu berhak memiliki pendapatnya sendiri, tetapi ia juga memperingatkan bahwa tidak boleh menimpakan kesalahan akibat terorisme kepada semua pemeluk agama Islam.
"Sebagian terbesar, mayoritas Muslim sangat terkejut dengan ekstremisme, dan khususnya kekerasan oleh ekstremisme, sama seperti kita," kata Turnbull.
"Ekstremisme dari ISIS atau Daesh, para teroris ini, benar-benar ditolak oleh para pemimpin sebagian besar negara-negara Muslim."
"Satu hal yang kita harus sangat berhati-hati untuk tidak melakukan - dan saya yakin Tony setuju dengan cara ini- kita tidak boleh jatuh ke tangan musuh-musuh kita dan menyematkan tanggung jawab kepada semua Muslim atas kejahatan yang dilakukan oleh beberapa gelintir."
Pemimpin Oposisi Australia, Bill Shorten meminta Turnbull untuk "menarik" Tony Abbott ke dalam garis, dan mengatakan Abbott jelas telah mencoba memecah-belah masyarakat.
Menteri Tenaga Kerja Australia, Andrew Leigh, mencap Abbott sebagai Donald Trump-nya Australia.
Editor : Eben E. Siadari
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...