Tony Abbott: Agama Islam Perlu Direvolusi dari Dalam
CANBERRA, SATUHARAPAN.COM - Mantan Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, menyerukan perlunya revolusi agama di dalam Islam. Ia mengatakan hanya umat Muslim sendiri yang dapat melakukan perubahan itu.
Dalam sebuah wawancara luas dengan Sky News, yang kemudian telah ramai dikutip oleh berbagai media di seluruh dunia, Abbott mengatakan umat Muslim harus melakukan revolusi itu dan Australia harus bekerjasama dengan orang-orang yang ingin mendorong terjadinya hal itu.
"Kita harus bekerja sama dengan umat Islam yang pro-kehidupan karena hal itu sebuah keharusan, seperti presiden (Abdel Fattah) Al-Sisi dari Mesir pernah berkata, sebuah revolusi agama di dalam Islam."
"Semua hal yang belum dimiliki oleh Islam --sebuah reformasi, pencerahan dan konsep yang maju tentang pemisahan gereja dan negara -- hal itu harus terwujud," tutur dia.
"Tetapi kita sendiri tidak dapat melakukan itu. Muslim harus melakukan hal ini oleh mereka sendiri. Tetapi kita harus bekerja sama dengan mereka yang ingin mendorong ke arah itu," lanjut dia.
Tony Abbott juga dikutip mengatakan sesuatu yang oleh berbagai media dianggap kontroversial. Menurut Abbott, "tidak semua budaya sama, dan sejujurnya, budaya yang percaya pada kesopanan dan toleransi jauh lebih disukai daripada (budaya) yang berpikir bahwa Anda dapat membunuh dalam nama Tuhan, dan kita harus siap untuk mengatakan itu."
Reaksi Indonesia
Pernyataan Tony Abbott telah mendatangkan berbagai reaksi, termasuk dari Indonesia. Duta Besar Indonesia di Australia,
Nadjib Riphat Kesoema, mengatakan retorika Abbott itu bukan membantu menyatukan umat manusia melawan terorisme tapi justru memecah belah.
”Ini adalah saat ketika semua bangsa harus bersatu untuk mengalahkan momok terorisme,” kata Dubes Nadjib, Rabu (9/1), seperti dikutip ABC ketika berbicara di Singapura.
Menurut dia, Abbott telah mengemukakan superioritas budaya dan agama yang merasa lebih dari agama-agama dan budaya lain. Dan ini, menurut dia, tidak membantu untuk mendapatkan solusi dari penyebab, dan sebaliknya justru memecah belah.
Nadjib menganggap kekerasan adalah tantangan semua agama, bukan Islam saja. ”Ekstremisme dan kekerasan adalah tantangan umum dari semua agama. Budha, Kristen, Hindu, Islam dan semua agama,” kata dia.
Editor : Eben E. Siadari
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...