Kondisi Perempuan Papua Harus Diperhatikan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia (PIKI) dan Lembaga Pusat Pelayanan Perempuan Papua Indonesia (LP4I) bersama Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menyamakan pemahaman dalam meningkatkan pendidikan bagi kaum perempuan di Papua.
Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak PIKI Irene L. Simanjuntak mengatakan, kekerasan dan keterbelakangan saat ini menghampiri kaum perempuan Papua, melihat kondisi tersebut, PIKI dan LP4I menyampaikan persoalan yang dihadapi perempuan Papua.
“Kami menyampaikan beberapa masalah yang dihadapi perempuan dan memberikan solusinya agar Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dapat lebih memperhatikan Provinsi Papua,” katanya kepada satuharapan.com usai bertemu dengan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PP dan PP), Yohana Yembise di Kantor Kemen PPPA di Jakarta pada hari Kamis (21/1).
Hal senada juga disampaikan, Ketua Umum LP4I, Abriyani Haremba yang mengatakan, bahwa pembangunan pemberdayaan kaum perempuan harus diwujudkan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan hak asasi manusia, selain itu kebijakan pemerintah harus memenuhi kebutuhan serta memberikan rasa adil bagi perempuan Papua.
“Dalam menyadarkan kaum perempuan kami akan menyelenggarakan pendidikan dan seminar-seminar pelayanan di Papua secara sistematis berkesinambungan dan terpadu sehingga memberikan pengetahuan baru kepada Perempuan Papua,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris DPD LP4I Provinsi Papua, Thelma Numberi meminta agar pemerintah lebih memperhatikan kaum perempuan lansia dengan melakukan pembangunan pantai jompo di Papua, kondisi hari ini Provinsi Papua hanya memiliki satu pantai jompo. selain itu, pembangunan tempat belajar anak-anak atau PAUD diharapkan segera dibangun.
Sedangkan Ketua DPD LP4I Provinsi Papua Barat, Nelce Rumbewas mengatakan, pihaknya akan membantu pemerintah dengan memberikan pemikiran-pemikiran yang baru dengan perempuan Papua dengan memberikan pendampingan dan pelayanan konseling bagi perempuan Papua yang mengalami kekerasan psikis dan batin.
“Dalam mengembangkan kreativitas kaum perempuan, kami memberikan pelatihan keterampilan Ekonomi Kreatif dengan memberikan pelatihan menjahit, memasak dan bertenun yang bahannya dari bahan lokal,” katanya
Menteri PP dan PP. Yohana Yembise mengatakan, Provinsi Papua saat ini membutuhkan perhatian, khususnya Perempuan dan Anak karena berdasarkan pantauan saya selama satu tahun belakangan, Papua merupakan daerah yang paling tertinggal dari daerah lainnya.
“Perhatian pemerintah daerah juga sangat minim terhadap hak-hak kaum perempuan dan anak Papua, selain itu anggaran daerah untuk memperhatikan tidak sebanding dengan pemerintah daerah lainnya yang mencapai miliaran rupiah, saya mengajak agar perempuan Papua peduli dulu sehingga kita bisa meminta Pemerintah Daerah (PEMDA) membuat anggarannya kalau tidak mau, saya siap pimpin orasi dan turun ke jalan,” katanya.
Dia juga mengatakan pihaknya akan mendorong agar pemikiran dari PIKI dan LP4I bisa segera dapat diwujudkan, dirinya juga meminta agar PIKI dan LP4I mempersiapkan kadernya untuk menjadi satgas Perempuan dalam memerangi kekerasan perempuan yang terjadi di Indonesia.
“Pembentukan satgas perempuan merupakan salah satu upaya dalam memerangi kekerasan perempuan yang saat ini menjadi perhatian dunia,” katanya.
Editor : Bayu Probo
Maluku Gelar Festival Tunas Bahasa Ibu
AMBON, SATUHARAPAN.COM - Balai Bahasa Provinsi Maluku menggelar Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tah...