Konferensi Perdamaian Suriah akan Digelar pada 22 Januari
PBB, SATUHARAPAN.COM - Negosiator pemerintah dan oposisi Suriah akan bertemu untuk pertama kalinya di Jenewa pada 22 Januari sejak dimulainya perang saudara yang telah berlangsung selama 32 bulan, seperti diumumkan PBB pada Senin (25/11).
Sekjen PBB Ban Ki-moon menyebut konferensi Jenewa II penting sebagai sebuah misi harapan guna mengakhiri perang saudara.
"Kami akan pergi ke Jenewa dengan misi harapan, "kata Ban dalam sebuah pernyataan. Dia tidak menjelaskan pihak yang akan menghadiri konferensi tersebut dan tidak menyebutkan apakah Iran akan diundang, sebuah pertanyaan yang telah membagi Amerika Serikat dan Rusia di masa lalu, menurut Reuters.
Namun dia menekankan kepada kedua belah pihak bahwa tujuan pertemuan tersebut akan membawa deklarasi yang diadopsi negara-negara adidaya pada Juni 2012 yang menyerukan pemerintahan transisi.
Sekretaris jenderal memperkirakan bahwa perwakilan Suriah akan datang ke Jenewa dengan pemahaman jelas bahwa ini merupakan tujuan, dan dengan perhatian serius untuk mengakhiri perang yang telah menewaskan 100.000 orang, mengusir hampir sembilan juta orang dari rumah mereka, menyebabkan korban hilang dan ditawan yang tidak terhitung jumlahnya, menimbulkan guncangan di seluruh wilayah tersebut dan memberikan beban kepada negara-negara tetangga Suriah, kata juru bicara PBB Martin Nesirky.
Konflik di Suriah sudah bergejolak terlalu lama. Sungguh tidak bisa dimaafkan jika tidak memanfaatkan peluang tersebut guna mengakhiri penderitaan dan kehancuran yang ditimbulkan, ujar Ban melalui juru bicaranya.
Ban memuji upaya Rusia, Amerika Serikat dan utusan Liga Arab-PBB Lakhdar Brahimi dalam menekan konferensi yang sudah tertunda beberapa kali tersebut.
Konferensi itu akan menindaklanjuti pertemuan yang diadakan pada Juni 2012 saat Amerika Serikat, Rusia, China, Inggris dan Prancis anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan negara-negara penting lainnya sepakat menyerukan pemerintahan transisi.
Kami akan menuju Jenewa dengan misi harapan. Konferensi Jenewa merupakan kendaraan untuk transisi damai yang memenuhi aspirasi legitimasi semua rakyat Suriah untuk kemerdekaan dan martabat, dan menjamin keselamatan serta perlindungan bagi seluruh komunitas di Suriah, kata Ban.
Tujuannya yaitu implementasi penuh komunike Jenewa pada 30 Juni 2012, termasuk pendirian, berdasarkan kesepakatan bersama, lembaga pemerintahan transisi dengan kekuasaan eksekutif penuh, termasuk entitas militer dan keamanan, kata dia. (AFP/Reuters)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...