Konflik Etnis Meyatimkan 4 Juta Anak Kongo
KONGO, SATUHARAPAN.COM - Ada lebih dari empat juta anak-anak di Kongo kehilangan salah satu orangtua karena menjadi korban siklus kekerasan yang berkelanjutan dalam dua dekade terakhir.
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) memperkirakan lebih dari 26 juta anak yatim hidup di Afrika Barat dan Tengah, di mana Kongo terletak. Jumlah ini adalah yang tertinggi kedua di dunia setelah Asia Selatan.
Anak-anak ini tumbuh di tengah konflik berkekerasan yang dipicu oleh perselisihan etnis yang memperebutkan pertambangan yang dianggap sangat bernilai bagi perekonomian. Kekerasan dan perpindahan paksa, membuat mereka kehilangan tradisi keluarga dalam merawat anak.
Dilaporkan bahwa banyak anak tanpa orangtua dan mereka harus menjaga diri sendiri bahkan adik-adik mereka. Mereka rentan dengan perekrutan oleh kelompok-kelompok bersenjata yang terlibat dalam konflik dan kejahatan.
Banyak dari mereka dilaporkan menghadapi kejahatan seksual, terutama di negara di mana pemerkosaan biasa terjadi di jalan-jalan.
‘’Mereka adalah anak yatim dengan riwayat kekerasan sejak tahun 1994. Mereka adalah generasi korban konflik yang berkelanjutan,’’ kata Franciska Ichimpaye, pengawas senior pada Pusar En Evant Les Enfants INUKA, kepada AP.
Kongo sekarang menghadapi meningkatnya kekerasan akibat pemilihan umum yang tertunda, dan banyak anak-anak kehilangan kehidupan mereka akibat kekerasan itu.
Editor : Sabar Subekti
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...