Konflik Gaza, Pariwisata Palestina dan Israel Terpukul, Tapi Tak Mati
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM – Akibat konflik antara Hamas dan militer Israel di jalur Gaza membuat pelancong ketakutan dan membatalkan kunjungan ke wilayah Israel dan Palestina. Namun, warga Indonesia yang baru saja pulang dari sana memastikan wilayah tersebut aman.
Konflik yang terjadi di Gaza sejak serangan militer Israel pada 8 Juli lalu membuat pariwisata di wilayah yang banyak dicatat di Alkitab ini menurun. Menurut USA Today, pemerintah Amerika Serikat mengeluarkan travel warning untuk tidak mengunjungi Israel. Padahal, dari 3,5 juta pengunjung Israel pada 2013 lalu, lebih dari 600.000 berasal dari Amerika Serikat. Kemungkinan akan terjadi pemasukan dari sektor pariwisata sebesar 20 persen yang tahun lalu mencapai US$ 12 miliar (Rp 137 triliun).
Menteri Pariwisata Israel, Uzi Landau kepada Reuters mengakui bahwa konflik ini memukul pariwisata, tetapi, “Empat atau tiga bulan lagi akan bangkit.” Landau cukup khawatir karena pariwisata adalah enam persen devisa dari seluruh pemasukan Israel.
Tak hanya Israel, kondisi ini juga memukul pariwisata Palestina, sebab situs-situs ziarah rohani juga mencakup Betlehem—terkenal dengan Gereja Kelahiran Kristus dan Yerikho—kota tertua di dunia dan menjadi latar belakang banyak kisah di Alkitab. Dua kota tersebut di bawah pemerintah Otoritas Palestina.
Di tengah berbagai kekhawatiran, salah satu anggota Dewan Kota Betlehem meyakinkan bahwa konflik tersebut tidak mengimbas pada situs-situs rohani yang ada di Tepi Barat. Perlu diketahui bahwa kota teraman di daerah ini adalah Betlehem,” kata Maher Canawati, Selasa (15/7).
Mungkin ada sedikit gejolak di antara penduduk yang menentang konflik, tetapi skalanya sangat kecil dan sama sekali tidak mengganggu para peziarah yang sedang berkunjung ke Betlehem dan Yerusalem, Maher melanjutkan. Ia juga memberi tahu bahwa tidak ada satu roket pun yang “singgah” ke Betlehem dan tempat-tempat suci lainnya.
Ia juga menginformasikan bahwa tidak ada hambatan di setiap pos-pos pemeriksaan antarkota. Semua gerbang selalu terbuka dan grup-grup peziarah dapat dengan leluasa mendatangi Gereja Kelahiran Kristus, Gereja Ladang Penggembala, Gereja Makam Kudus, Via Dolorosa, dan lainnya dengan lancar.
Kesaksian Warga Indonesia
Danny Krishna Widyawardana Soepangat yang awal bulan ini pulang dari kunjungan ke wilayah Israel dan Palestina mengungkapkan bahwa tempat-tempat wisata tersebut sangat aman. “Kami tidak kesulitan saat di perbatasan Mesir-Israel di Taba. Bahkan, relatif lebih lancar dari biasanya. Sekitar 35 menit rombongan kami dari Mesir dapat melanjutkan perjalanan ke Israel,” kata gembala sidang Gereja Bethel Indonesia ini, Sabtu (9/8) kepada satuharapan.com.
Ia menekankan bahwa wilayah konflik ini sangat jauh dari destinasi situs-situ sejarah yang ia kunjungi. Ia membuat pararel, “Misalnya, kita di Jakarta, konflik ada di Tasikmalaya.”
Bahkan di pos-pos pemeriksaan perbatasan antara Tepi Barat, Palestina dan Israel pun sangat lancar, ia menekankan. Karena konflik yang terjadi bukan dengan otoritas di Tepi Barat dan para turis di wilayah itu sangat dijaga keamanannya oleh Israel dan Palestina, yang sama-sama tidak ingin pariwisata mereka hancur oleh konflik.
Pdt Danny saat di Yerusalem sempat mengobrol di restoran dengan salah satu warga Palestina (banyak warga Palestina bekerja di Yerusalem, red), “Kata dia, ‘Konflik ini jelas mempersulit kami semua. Saya berharap terjadi lagi masa damai.’”
Saat sampai di Tel Aviv—kota terbesar di Israel—yang kabarnya mendapat serangan roket dari Hamas, pun Pdt Danny menekankan bahwa kota ini pun mana. Penduduknya tetap melakukan kegiatan keseharian tanpa khawatir. “Saya kira karena perlindungan Iron Dome sangat efektif menangkal,” kata pria yang lebih dari dua puluh kali mengunjungi Tanah Suci ini.
Namun, terlepas dengan kondisi di sana, solusi damai antara kedua belah pihak sangat diharapkan. Sebab perang hanya membawa kesengsaraan.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...