Konflik Internal Soal Imigran di Uni Eropa
BERLIN, SATUHARAPAN.COM – Derasnya aliran pengungsi yang datang ke negara-negara Eropa membuat pemerintah setempat kewalahan. Hungaria, misalnya, sudah mendirikan pagar tinggi agar untuk membendung masuknya imigran yang datang dari Suriah dan Irak ke negara itu.
Kali ini, Jerman menyatakan kekesalannya terhadap Austria yang tiba-tiba mengirim imigran ke perbatasannya, yaitu wilayah Bavaria, tanpa memberikan peringatan sebelumnya.
Menteri Dalam Negeri Jerman Thomas de Maiziere bahkan mengatakan Austria sudah keterlaluan. “Tindakan Austria dalam beberapa terakhir ini sudah melampaui batas. Kami mengeluhkan para pengungsi yang diusir tanpa peringatan saat hari sudah gelap ke perbatasan Jerman,” kata dia kepada AFP, pada Rabu (28/10).
Namun, pihak berwenang Austria membalas kecaman tersebut. Juru bicara kepolisian menyebutnya ‘lelucon’ jika Bavaria tidak dapat memproses para pendatang baru.
“Faktanya adalah bahwa jika Austria menerima 11.000 orang di Spielfeld setiap hari, Bavaria tidak bisa mengatakan bahwa mereka hanya akan memproses 50 orang per jam di perbatasan. Itu lelucon,” kata juru bicara polisi Austria David Furtner.
De Maiziere telah mengatakan kedua pihak telah membahas masalah tersebut dan Austria telah berjanji akan melakukan proses sesuai aturan.
Pencari Suaka dari Afganistan Meningkat
Selain itu, de Maiziere juga mengeluhkan jumlah pencari suaka asal Afganistan yang terus meningkat dan menyebutnya sebagai hal yang ‘tidak dapat diterima’. Dia meminta pemuda Afganistan untuk tidak meninggalkan negara mereka dan membangun kembali negara mereka.
“Afganistan adalah negara asal (pencari suaka) kedua terbesar dalam beberapa bulan terakhir ini dan juga untuk sepanjang tahun, yang tidak dapat diterima. Kami sudah melakukan perjanjian dengan Pemerintah Afghanistan bahwa kami tidak menginginkan itu terjadi,” ujar De Maiziere.
“Ada peningkatan jumlah warga negara dari kelas menengah, juga dari Kabul, dan kami sudah melakukan perjanjian dengan Pemerintah Afganistan bahwa para pemuda Afganistan dari keluarga kelas menengah harus tinggal di negara mereka dan membangun kembali negara mereka,” kata De Maiziere.
Bahkan, lanjut dia, tentara Jerman dan polisi sudah diterjunkan ke Afganistan untuk membuat tempat itu menjadi lebih aman. Tak hanya itu, Jerman juga mengucurkan dana yang tidak sedikit untuk membangun kembali negara itu.
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...