Konflik Kashmir, Warga Sipil Melarikan Diri
KASHMIR, SATUHARAPAN.COM – Ratusan penduduk desa melarikan diri dari rumah mereka di Kashmir India akibat bentrokan tentara India dan Pakistan. Sejak bentrokan dimulai pada Jumat (3/10) lalu, sekitar 16 orang telah tewas. Sembilan dari Pakistan dan tujuh dari India.
Sebelumnya, sebuah gencatan senjata telah disepakati pada 2003, tetapi kemudian kedua belah pihak melanggar dan saling menuduh.
Bentrokan antarkubu ini berlangsung selang beberapa bulan setelah Perdana Menteri India Narendra Modi mengundang Nawaz Sharif dari Pakistan untuk menghadiri pelantikannya. Hubungan kedua belah pihak memburuk sejak saat itu.
Pada Agustus, India membatalkan pembicaraan dengan Pakistan setelah Pakistan menuduh India ikut campur dalam urusan internal. Bulan lalu, Modi dalam pidato pertamanya di PBB mengatakan ingin memulai pembicaraan damai dengan Pakistan.
Pada Rabu (8/10), para pejabat India mengatakan sekitar 1.500 orang telah meninggalkan rumah mereka di sepanjang perbatasan yang disengketakan untuk pergi ke tempat penampungan.
“Seluruh penduduk yang tinggal di perbatasan memang rentan,” ujar Shantmanu, seorang pejabat senior di Kashmir India.
Menurut laporan berbagai pihak, penduduk di perbatasan banyak yang berlindung di sekolah-sekolah, sementara beberapa di antaranya telah pindah ke bunker militer.
Menteri Dalam Negeri Rajnath Singh mengatakan India tidak akan mentolerir tindakan seperti pelanggaran perbatasan Pakistan dan pelanggaran gencatan senjata. Menurutnya ini harus berhenti.
Para pejabat Pakistan mengatakan setidaknya tiga orang tewas dan empat lainnya terluka di Sialkot ketika mereka terkena peluru yang ditembakkan oleh pasukan India pada Selasa (7/10) lalu. (bbc.com)
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...