Konflik Sektarian Meningkat di Yaman, Perlu Pemerintah Baru
SANAA, SATUHARAPAN.COM – Utusan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk Yaman mendesak lawan politik di negara Muslim yang tengah bergolak itu untuk membentuk pemerintah baru dalam beberapa hari ini untuk mencegah meningkatnya "konflik sektarian."
Utasan PBB itu, Jamal Benomar, dalam wawancara dengan AFP hari Minggu (2/11) menyerukan formasi baru pemerintahan dalam beberapa hari, setelah sepekan terjadi bentrokan antar suku dari kelompok Sunni dan al-Qaeda dengan pemberontak dari kelompok Syiah yang berusaha untuk memperluas wilayah mereka.
"Perkembangan terakhir telah membawa pada wacana baru yang bersifat xenophobia, bahkan kadang-kadang sektarian, dan hal ini adalah perkembangan yang mengkhawatirkan," kata Benomar.
"Hal ini tidak terjadi pada masa lalu... Satu-satunya cara ke depan adalah semua pihak bekerja sama untuk membentuk pemerintahan baru dan melaksanakan perjanjian kemitraan perdamaian yang dicapai pada 21 September,’’ kata dia.
"Kegagalan upaya ini berarti meningkatnya ketegangan sektarian" antara Sunni dan Syiah di negara itu, katanya memperingatkan.
Kekacauan di negara Semenanjung Arab yang misikin ini makin parah ketika pejuang Ansarullah merebut Sanaa pada bulan September, dan kemudian memperluas lingkup pengaruh mereka ke Yaman tengah dan barat.
Pada hari Jumat, Ansarullah meningkatkan tekanan terhadap Presiden Abdrabuh Mansour Hadi dengan memberinya 10 hari untuk membentuk pemerintahan baru atau menghadapi pembentukan "dewan keselamatan nasional".
Pada 13 Oktober terjadi penunjukan Khalid Bahah sebagai perdana menteri, pada 21 September lahir kesepakatan damai dengan pemberontak tetap tidak diterima.
Di bawah perjanjian yang disponsori oleh PBB, kelompok Huthi diminta menarik diri dari Sanaa dan dilucuti, sementara perdana menteri dari pihak yang netral. "Kesepakatan ini memberikan peta jalan untuk keluar dari krisis ini," kata Benomar.
"Jika semua pihak, termasuk Ansarullah, bekerja sama, pelaksanaan perjanjian tersebut akan memungkinkan negara untuk mendapatkan kembali kekuasaannya".
Kelompok gerakan Syiah Huthi dengan mudah menyerbu Sanaa sebelum pindah ke Hudeida. Sementara kelompok Syiah dan penduduknya, Dhamar, serta tetangganya Ibb, bertempur menghadapi suku dari penganut Sunni. Pertempuran mengakibatkan puluhan orang meninggal pada bulan lalu.
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...