Konflik Suriah Meluas, Komplek Hizbullah di Beirut Diserang Bom Mobil
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM – Sebuah ledakan dari bom mobil menghantam sebuah kompleks yang selama ini digunakan oleh partai politik Syiah, Hizbullah, di pinggiran selatan kota Beirut, Libanon, Kamis (15/8), dan menewaskan sedikitnya 20 orang. Demikian dikatakan Kementerian Dalam Negeri Libanon.
Ledakan di komplek Bir el-Abed dan Roueiss yang padat penduduk itu juga melukai sekitar 200 orang. Ledakan juga membuat mobil dan bangunan di sana terbakar.
Hizbullah dan kelompok bersenjatanya dalam beberapa bulan terakhir diketahui semakin aktif terlibat dalam konflik bersenjata di Suriah.
"Terorisme telah menyerang lagi," kata Al-Manar presenter Televisi Hizbulla. Dia menambahkan bahwa Hizbullah "membayar harga untuk posisi yang diambilnya".
Pejabat Perdana Menteri Libanon, Najib Mikati, menyatakan bahwa hari Jumat ini dinyatakan sebagai hari berkabung nasional, dan menyerukan kepada Dewan Tinggi Pertahanan untuk mengadakan pertemuan.
Konflik Sektarian
Sebuah kelompok Sunni di Suriah yang dikenal bernama Aisha Umm al-Mouemeneen mengaku bertanggung jawab atas pengeboman itu.
Tak lama setelah serangan itu, sebuah video online muncul menunjukkan tiga pria bertopeng, dua dari mereka memegang senapan, di depan sebuah bendera putih bertuliskan “profesi iman Islam.” "Kami ... mengirim pesan kepada (pemimpin Hizbullah) babi Hassan Nasrallah," kata salah satu pria yang mengenakan topeng putih.
Televisi Al Jazeera juga menyebutkan bahwa Hizbullah telah menerima ancaman dari beberapa kelompok yang terkait dengan oposisi Suriah. Hizbullah kehilangan banyak popularitas setelah mengirim pejuangnya ke Suriah untuk mendukung rezim Suriah melawan oposisi.
Sementara itu, Menteri Informasi Suriah, Omran al-Zoubi, menggambarkan serangan itu sebagai "tindakan pengecut dalam pelayanan musuh Israel. “ Dia menambahkan, “Suriah mengutuk keras aksi teroris yang dan menyampaikan bela sungkawa kepada keluarga korban dan berharap pemulihan cepat bagi yang terluka."
Free Syrian Army (FSA / Pasukan Pembebasan Suriah), kelompok utama pemberontak yang melawan rezim Suriah, juga mengutuk serangan itu.
Ledakan bom mobil itu mempertegas kenyataan bahwa konflik bersenjata di Suriah telah meluas hingga ke Lebanon, dan mencerminkan perpecahan sektarian yang muncul dalam perang tersebut.
Kelompok Muslim Sunni di Libanon umumnya mendukung pemberontak di Suriah, sementara Syiah sebagian besar mendukung Presiden Bashar al-Assad, yang merupakan bagian dari sekte Alawit yang minoritas, sebuah cabang dari Islam Syiah.
Pimpinan Hizbullah, Hassan Nasrallah, berjanji bahwa kelompoknya akan terus berjuang untuk Assad setelah mempelopori merebut kembali kota strategis al-Qusayr pada bulan Juni. (aljazeera.com)
Penyakit Pneumonia Terus Menjadi Ancaman bagi Anak-anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan, pneumonia ser...