Konflik Suriah Terancam Meluas ke Yordania
AMMAN, SATUHARAPAN.COM – Konflik Suriah tidak hanya melebar ke Lebanon. Kini merambah ke Yordania. Jet tempur angkatan udara Yordania menghancurkan sejumlah kendaraan lapis baja pada Rabu (16/4), ketika mereka mencoba untuk memasuki kerajaan itu dari Suriah dengan menyeberangi perbatasan, kata militer.
“Jet tempur angkatan udara kerajaan hari ini menghancurkan sejumlah kendaraan yang berusaha menyeberang ke Yordania dari Suriah,” kata militer dalam sebuah pernyataan singkat, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Seorang juru bicara militer menolak untuk memberikan perincian lebih lanjut, sementara pejabat pemerintah belum bersedia memberikan komentar.
Penjaga perbatasan Yordania dalam beberapa pekan terakhir ini bentrok dan menangkap beberapa orang yang berusaha menyeberang ke kerajaan dari Suriah, tempat berlangsungnya konflik selama lebih dari tiga tahun.
Pemerintah di Damaskus secara rutin menuduh Yordania membantu pemberontak melawan pasukannya.
Tapi Amman membantah tuduhan tersebut, mengatakan telah memperketat kontrol perbatasan dan memenjarakan puluhan orang karena berusaha menyeberangi perbatasan secara ilegal.
Yordania, rumah bagi lebih dari 500.000 pengungsi Suriah, mengatakan penyelundupan senjata di wilayah perbatasan dengan Suriah telah meningkat sebesar 300 persen dalam satu tahun terakhir.
Suriah Bantah
Kendaraan-kendaraan yang dihancurkan serangan udara Yordania di perbatasannya pada Rabu bukan berasal dari militer Suriah, ujar media pemerintah Suriah, mengutip seorang sumber militer.
“Tidak ada kendaraan militer atau lapis baja yang berasal dari militer Suriah bergerak menuju perbatasan Yordania, dan juga apa yang diserang oleh angkatan udara Yordania bukan berasal dari militer Suriah,” kata stasiun televisi pemerintah dalam kabar terkini.
Pernyataan itu muncul setelah militer Yordania mengatakan jet-jet tempur angkatan udaranya menghancurkan sejumlah kendaraan tempur saat mereka berupaya untuk memasuki wilayah kerajaan itu pada Rabu pagi.
“Jet-jet tempur angkatan udara kerajaannya pada hari ini (Rabu, 16/4) pukul 10:30 pagi (waktu setempat) menghancurkan sejumlah kendaraan yang berupaya melintasi perbatasan Yordania dari Suriah,” ujar militer Yordania dalam sebuah pernyataan.
“Kendaraan yang berkamuflase itu berupaya masuk dari sebuah wilayah dengan medan yang terjal.”
“Jet-jet pemerintah melepaskan tembakan peringatan, namun mereka mengabaikannya, memaksa mereka untuk menghancurkan kendaraan-kendaraan itu. Militer itu tidak akan menoleransi tindakan semacam itu,” ujar pernyataan itu.
Serangan Mortir di Damaskus Tewaskan Seorang Anak
Serangan mortir yang dilancarkan ke ibu kota Damaskus Suriah pada Selasa menewaskan seorang anak dan melukai sedikitnya 41 orang, sebagian besar di antaranya anak-anak, ujar media pemerintah.
“Seorang anak tewas dan 41 korban lainnya, sebagian besar dari mereka yaitu anak-anak, terluka akibat serangan mortir yang ditembakkan para teroris di sekolah yang berada di Bab Touma dan Al-Duwaila di Damaskus,” seperti dikabarkan kantor berita resmi SANA.
Media pemerintah dan rezim Suriah merujuk semua pihak yang berupaya menggulingkan Presiden Assad sebagai “teroris”.
Mengutip seorang sumber kepolisian, SANA mengatakan salah satu serangan mengenai sebuah sekolah di Bab Touma, menewaskan salah satu anak dan melukai 36 korban lainnya, serta serangan kedua mengenai sejumlah sekolah dekat sebuah gereja di Al-Duwaila, melukai lima orang.
Serangan mortir itu juga dilaporkan Observatorium HAM Suriah, sebuah kelompok pemantau asal Inggris, yang mengatakan satu anak tewas dan lebih dari 40 korban lainnya terluka.
Pasukan pemberontak menguasai beberapa wilayah di wilayah pinggiran dari ibu kota tersebut saat mereka sering melancarkan serangan mortir dan roket yang mengincar pusat kota Damaskus.
Serangan tersebut sering kali mengenai wilayah permukiman elit yang menampung berbagai kedutaan dan fasilitas keamanan serta Old City, menewaskan warga sipil.
Tidak Ada Pihak yang Menang
Amerika Serikat pada Senin menanggapi analisis Presiden Suriah Bashar al-Assad yang menyebutkan bahwa konflik sengit yang terjadi di Suriah berbalik menguntungkannya.
“Analisis kami tetap pada apa yang sudah terjadi, bahwa ini merupakan perang menekan lawan dan tidak ada pihak yang telah mampu menyerahkan atau meraih keuntungan signifikan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, Jen Psaki.
Dia mengatakan kepada wartawan bahwa dia “tidak akan memberi laporan pembaruan tentang pertempuran yang terjadi. Tentu saja upaya kami untuk terlibat dengan oposisi terus berlanjut”.
Assad, yang dikutip oleh kantor berita pemerintah SANA, pada Minggu mengatakan bahwa pasukannya memperoleh keunggulan dalam perang selama tiga tahun yang telah merenggut lebih dari 150.000 nyawa.
“Ini adalah titik balik dalam krisis, baik militer dalam hal pencapaian militer dalam perang melawan teror, dan secara sosial dalam hal proses rekonsiliasi nasional dan tumbuhnya kesadaran akan kebenaran di balik (serangan) yang menargetkan negara,” kutip SANA dari Assad.
Psaki mengatakan bahwa “wajar” Assad membuat pernyataan tersebut.
“Saya rasa ini bukanlah komentar yang sangat mengejutkan darinya, bahwa dia menang,” tambahnya.
Namun Psaki mengatakan bahwa anggapan yang menyebutkan bahwa perang akhirnya berpihak kepada Assad adalah anggapan salah.
“Ada kekhawatiran luas dan lama atas tindakannya. Masyarakat internasional berfokus pada hal ini, dan saya rasa bahwa kami tidak akan membuat prediksi hasil,” tambah Psaki. (AFP)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...