Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 22:04 WIB | Selasa, 29 November 2016

Kongres Ke-7 Fatah Setelah 7 Tahun

Presiden Otoritas Palestina dan Pimpinan Gerakan Fatah, Mahmoud Abbas. (Foto: dari Anadolu)

RAMALLAH, SATUHARAPAN.COM – Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, hari Selasa (29/11) membuka kongres ketujuh Gerakan Fatah di kota Ramallah, Tepi Barat.

Sudah ada 1.400 anggota Fatah yang hadir dalam kongres yang berlangsung lima hari dan pertama dilakukan sejak 2009. ‘’Lebih dari 90 persen anggota Fatah telah tiba di Ramallah untuk mengambil bagian acara ini,’’ kata juru bicara kongres , Mahmoud Abu Al-Haija kepada wartawan.

Mereka yang hadir termasuk 250 dari 390 anggota Gerakan Fatah yang ada di Jalur Gaza. Dan dikatakan sekitar 100 delegasi dari luar negeri akan hadir.

Peserta kongres akan membahas program politik Fatah dan hubungan gerakan itu dengan otoritas Palestina, serta faksi-faksi politik lainnya di Palestina, menurut laporan AFP.

Kongres itu diharapkan akan mengatasi konflik internal Palestina yang memburuk ketika Gerakan Islam Hamas menguasai jalur Gaza dari tangan Fatah pada tahun 2007. Dan wakil dari Hamas diharapkan hadir pada sesi pembukaan.

Diperkirakan bahwa Abbas, meskipun sudah berumur dan sempat memeriksakan kesehatan jantung, akan dipilih kembali sebagai pemimpin Fatah. Kongres ini juga akan memilih anggota Komite Sentral dan Dewan Revolusi.

Komite Sentral merupakan badan utama pembuat keputusan dan bertanggung jawab untuk semua kegiatan gerakan ini. Komite ini beranggota 21 orang dari partai. Sedangkan Dewan Revolusi terdiri dari 50 angggota, yang merupakan lembaga legislatif gerakan ini.

Perjuangan Fatah

Fatah pertama kali mengadakan kongres pada tahun 1964 di ibu kota Suriah, Damaskus, yang mendukung perjuangan bersenjata untuk mengakhiri pendudukan Israel di wilayah Palestina. Tiga tahun kemudian gerakan ini membentuk Komite Sentral dan Yasser Arafat menjadi pemimpin pertama gerakan ini.

Pada tahun 1968, Fatah mengadakan kongres kedua di Damaskus dan memilih Komite Sentral baru dengan 10 anggota dan membentuk Dewan Revolusi.

Kongres ketiga diselenggarakan empat tahun kemudian, juga di Damaskus, dan terjadi di tengah konflik mematikan antara faksi Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan militer Jordania, yang kemudian dikenal sebagai peristiwa ‘’Black September.’’

Pada tahun 1980, Fatah menyelenggarakan kongres keempat di Suriah, di mana Uni Sovyet mengakui gerakan ini sebagai sekutu strategis. Dan kongres kelima diselenggarakan pada 1988 di Tunisia, di mana kongres memutuskan menambah anggota Komite Sentral menjadi 21 orang.

Berselang 21 tahun, Fatah baru menyelenggarakan kongres keenam pada tahun 2009 di kota Bethlehem di Tepi Barat. Kongres ini diselenggarakan 16 tahun setelah penandatanganan Kesepakatan Oslo antara Israel dan PLO yang dipimpin Fatah.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home