Konsul Indonesia di Palestina, Maman: Di Israel Tidak?
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Maman Imanulhaq, mengapresiasi langkah Pemerintah yang segera membuka Kantor Konsul Kehormatan Republik Indonesia di Kota Ramallah, Palestina, pertengahan bulan Maret 2016 mendatang.
Namun, dia mempertanyakan alasan Pemerintah tidak membuka juga Konsul Kehormatan di negara Israel, sebagaimana usul yang pernah disampaikan Presiden ketiga Republik Indonesia, Abdurraman Wahid (Gus Dur)
“Kalau kita punya Konsul Kehormatan di Palestina, kenapa kita tidak buka Konsul Kehormatan di Israel?” kata Maman saat ditemui satuharapan.com, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, hari Senin (7/3).
Meski demikian, penghuni Komisi VIII DPR itu yakin usul tersebut akan ditolak, baik oleh pemerintah ataupun masyarakat Indonesia. Sebab, menurutnya, Indonesia sudah memiliki fobia terhadap Israel.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan Nyonya Maha Abou Susheh akan menjadi Konsul Kehormatan Republik Indonesia di Palestina.
“Perkenankan saya menyampaikan bahwa Indonesia telah menunjuk Nyonya Maha Abou Susheh selaku Konsul Kehormatan Republik Indonesia untuk Palestina, serta dalam waktu dekat akan meresmikan kantor Konsulat Kehormatan Republik Indonesia di Ramallah, Palestina,” kata Presiden Jokowi saat berpidato dalam Pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa OKI di Jakarta Convention Center, kawasan Senayan, Jakarta, hari Senin (7/3).
Menurutnya, pendirian Kantor Konsul Kehormatan Republik Indonesia di Kota Ramallah adalah bukti Indonesia selalu berada di garis terdepan dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina.
Maha Abou Susheh merupakan tokoh masyarakat di Kota Ramallah, laporan sementara menyatakan perempuan itu seorang pengusaha. Belum ada informasi lanjutan mengenai detail identitas Susheh.
Kementerian Luar Negeri telah mengirim simbol-simbol negara untuk persiapan pembukaan Konsul Kehormatan Republik Indonesia. Menteri Luar Negeri, Retno Lestari Priansari Marsudi, sebelumnya mengatakan upaya tersebut nantinya akan dibantu oleh Pemerintah Yordania. Kemungkinan pada tanggal 18 Maret 2016, proses pembukaan bisa berjalan.
“Jadi saya akan ke Ibu Kota Amman dulu sebelum ke Ramallah. Ya mungkin dalam waktu seminggu dua minggu ke depan setelah KTT Luar Biasa OKI,” kata Retno.
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...