Koperasi di RI Terbanyak di Dunia tetapi Kontribusinya Minim
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Indonesia dinilai kekurangan lebih banyak koperasi yang bergerak pada sekor pangan dan energi karena selama ini 95 persen koperasi di Indonesia merupakan Koperasi Simpan Pinjam (KSP).
"Kita minus koperasi di sektor pangan dan juga energi yang seharusnya menjadi sifat alamiahnya koperasi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari anggotanya dan masyarakat," kata Ketua Umum Asosiasi Kader Sosio Ekonomi Strategis (Akses) Suroto di Jakarta, Senin.
Ditinjau dari kontribusi sektoralnya, kata dia, koperasi di Indonesia didominasi jasa simpan pinjam yang mencapai kurang lebih 95 persen.
Ia menambahkan, dari total kredit yang disalurkan koperasi, peruntukannya juga masih terbatas pada kredit konsumtif.
Sementara itu, Suroto mengatakan, dilihat dari kemampuan memobilisasi modalnya, koperasi masih tergantung pada penyaluran dana pihak ketiga.
"Di sisi lain, kita punya pengalaman gagal membangun koperasi sebagai kekuatan demokrasi ekonomi di masa lalu seperti Koperasi Unit Desa (KUD), karena kita lupa membangun koperasi sebagai infrastruktur sosial," tuturnya.
Menurut dia, koperasi hanya diberi fasilitas tapi tidak dibangun organisasinya sebagai lembaga demokrasi hingga pada akhirnya ketika fasilitasnya dicabut, maka koperasi rontok dengan sendirinya.
Kenyataan tersebut kata dia menunjukkan bahwa koperasi yang selalu didengungkan sebagai soko guru ekonomi tidak sinkron dengan faktanya.
"Komitmen untuk membangun koperasi sebagai jembatan demokratisasi ekonomi tidak ada dalam dunia nyata," ucapnya.
Kebijakan dan komitmen pemerintah untuk membangun koperasi dinilainya masih kamuflatif yang teori dan modus operandinya selalu berbeda.
"Menteri koperasi kita itu lebih layak disebut sebagai menteri simpan pinjam saja. Dan koperasi pada akhirnya hanya jadi bahan ejekan dan lelucon," tukasnya.
Pihaknya mencatat kontribusi koperasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2014 hanya sebesar 2 persen dari total PDB sebesar Rp10,544 triliun.
Sementara jumlah koperasi di Indonesia merupakan salah satu yang terbanyak di dunia dengan jumlah primer koperasi sebanyak 209.000 (BPS, 2015).
"Kenyataan tersebut menunjukkan pada kita kondisi kontras. Koperasi seakan masif, tapi pada kenyataannya peranannya sangat kecil dalam perekonomian nasional," ujarnya. (Ant)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...