Koran Norwegia Minta Maaf Beritakan Sinterklas Wafat
OSLO, SATUHARAPAN.COM – Surat kabar Norwegia, Aftenposten, meminta maaf karena di kolom obituari menerbitkan pemberitahuan kematian tokoh yang ada di setiap perayaan natal, Sinterklas.
“Kami minta maaf karena kami sesungguhnya memiliki aturan ketat, pada konten dan penggunaan simbol-simbol di berita kematian,” kata editor Aftenposten Hakon Borud, seperti diberitakan Aftenposten, dan dikutip situs berita online Prancis, 20 Minutes, hari Sabtu (5/12).
Sinterklas diberitakan wafat pada usia 227 tahun. Sinterklas dalam bahasa Norwegia ditulis dengan Olausen Julenisse (Olausen Santa) meninggal dunia pada hari Jumat (4/12) di North Cape, Kutub Utara setelah melalui kehidupan yang sangat panjang.
Aftenposten menyebut Sinterklas lahir pada 12 Desember 1788 dan pemakaman diadakan 28 Desember 2015 di sebuah kapel di Kutub Utara.
“Pengumuman ini adalah kesalahan redaksional dan seharusnya tidak pernah dipublikasikan,” kata Borud.
Al diario Aftenposten se le ha colado hoy la esquela de Papá Noel. Ya se ha disculpado: Santa Claus no ha muerto pic.twitter.com/QIE1wlwBTt
— María Fluxá (@mariafluxa) December 4, 2015
Contoh dari postingan Aftenposten di Twitter yang menampilkan obituari Sinterklas.
Sejarah Sinterklas
Dalam mencari akar sejarah Santa Claus, penting bagi kita melihat sejarah Eropa di masa lalu. Seperti legenda di Turki yang menyebut bahwa Santa Claus bagi orang Kristen sama seperti Uskup Nicholas dari Smyrna (Izmir, Turki).
Santo Nicholas hidup pada abad ke-4, dia sangat kaya, dermawan, dan penuh kasih terhadap anak-anak. Seringkali ia memberi sukacita bagi anak-anak miskin dengan melemparkan hadiah melalui jendela mereka.
Sebutan Sinterklas di Indonesia mengadopsi dari bahasa Belanda Sinter Klaas–seperti dikutip situs History Of Santa Claus–tokoh yang awalnya berasal dari Belanda tersebut dibawa oleh penduduk Eropa yang bermigrasi ke New York, Amerika Serikat pada abad ke-17.
Pada awal 1773 nama tersebut muncul dalam persuratkabaran Amerika Serikat sebagai "St. A Claus," yang dipopulerkan penulis populer kala itu, Washington Irving dalam buku History of New York, yang diterbitkan pada tahun 1809, kala itu Irving dikenal dengan nama samaran Diedrich Knickerbocker, Irving menggambarkan kedatangan orang suci dari surga dengan menggunakan kereta kuda saat menjelang Natal.
Santa Claus versi lainnya muncul dan populer pada tahun 1823 dalam puisi A Visit From Saint Nicholas atau yang lebih dikenal sebagai The Night Before Christmas oleh penulis Clement Clarke Moore.
Dia lebih merinci lagi ciri-ciri sinterklas seperti penambahan hewan rusa dan Santa Claus yang tertawa, mengedipkan mata, dan mengangguk.
Deskripsi Santa Claus dari Moore tersebut dijabarkan lebih lanjut oleh ilustrator Thomas Nast, yang menggambarkan sosok Santa Claus yang bertubuh tambun.
Nast menambahkan beberapa ciri lainnya seperti pusat Santa Claus di Kutub Utara, dan Santa Claus akan memberi hadiah ke seluruh anak-anak di dunia. (20minutes.fr/the-north-pole.com).
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...