Korban Meninggal Banjir dan Longsor Jadi 26 Jiwa
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Korban meninggal bencana banjir bandang dan tanah longsor di Garut dan Sumedang meningkat menjadi 26 jiwa, sementara 19 lainnya masih dinyatakan hilang.
Bantuan sudah mulai berdatangan ke Garut, Jawa Barat, di mana 23 orang meninggal dan 19 lainnya masih hilang usai hujan lebat memicu terjadi banjir bandang, kata Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hari Kamis (22/9).
Air banjir yang surut menunjukkan dampak kerusakan akibat bencana itu, dengan beberapa rumah runtuh dan mobil-mobil terbalik serta puing-puing berserakan di jalanan berlumpur.
Dua belas anak berusia di bawah 12 tahun termasuk di antara para korban yang meninggal dan hilang, meski beberapa anak belum diidentifikasi secara resmi, kata BNPB.
Tim bantuan dan personel militer sudah dikerahkan ke Garut untuk mencari korban yang masih hilang, sementara beberapa drone menilai skala kehancuran dari udara, kata kepala BNPB Willem Rampangilei.
"Ada banyak makanan dan air bersih yang tersedia. Masyarakat juga turut membantu," kata Rampangilei, menambahkan bahwa laporan bencana itu telah dikirim ke Presiden Joko Widodo.
Tempat penampungan sementara dan dapur darurat telah didirikan untuk membantu sekitar 430 orang yang kehilangan tempat tinggal.
Sedangkan di Sumedang, tim penyelamat masih mencari satu orang korban tanah longsor yang menyebabkan tiga orang meninggal. (AFP)
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...