Korban Serangan Bom Istanbul Wisatawan Asing
ISTANBUL, SATUHARAPAN.COM – Korban serangan bom bunuh diri di Istanbul, Turki pada hari Selasa (12/1) semuanya orang asing dan sebagian besar warga negara Jerman. Hal itu diungkapkan oleh Perdana Menteri Turki, Ahmet Davutoglu, hari Selasa (12/1).
Dia mengatakan bahwa militan Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS) yang melakukan serangan teror tersebut. Bom bunuh diri itu menewaskan sedikitnya 10 warga negara asing, sebagian besar dari mereka Jerman, dan melukai 15 orang. Dia meledakkan dirinya di sebuah tempat wisata di kota tua Istanbul.
Menurut media Turki, Hurriyet, pelaku teror itu adalah Nabil Fadli, seorang militan NIIS berusia 28 tahun. Dia berasal dari Suriah, dan kelahiran Arab Saudi tahun 1988. Dia meledakkan dirinya setelah bergabung dalam kelompok 33 orang wisatawan dari Jerman yang mengunjungi patung Obelisk (dibuat tahun 1626) dari Theodosius di lapangan Sultanahmet, dekat Masjid Biru pada pagi hari. Namun tujuan wisata yang populer itu relatif kurang ramai dibandingkan dengan hari-hari lain.
Di lokasi itu terdapat juga Hagia Sophia dan Basilica Cistern, dan Kantor Gubernur Istanbul. Diberitakan kawasan itu sekarang ditutup selah serangan teror itu.
"Pembom bunuh diri adalah warga negara asing, yang merupakan anggota dari Daesh," kata Perdana Menteri, merujuk sebutan NIId dari akronim bahasa Arab.
Sepuluh warga negara asing meninggal dan 15 orang lainnya terluka, termasuk 12 orang Jerman, Turki, seorang Peru dan seorang Norwegia.
Davutoglu disebutkan menghubungi Kanselir Jerman, Angela Merkel, untuk menyampaikan belasungkawa menyusul serangan itu. Dia menambahkan bahwa penyidik ââTurki akan berbagi rincian bukti dengan mereka di Berlin.
Wakil Perdana Menteri, Numan Kurtulmus, seperti dikutip Hurriyet mengatakan bahwa pelaku diidentifikasi dari jenazahnya. Pelaku diketahui baru-baru ini menyusup Turki dari Suriah.
Sementara itu, dari Jerman, Merkel menyerukan masyarakat internasional untuk lebih tegas dalam memerangi terorisme, seperti dikutip kantor berita resmi Turki, Anadolu.
"Terorisme internasional sekali lagi menunjukkan dirinya, dengan wajah yang mengerikan dan tidak manusiawi," kata Merkel dalam konferensi pers di Berlin. "Serangan ini juga menunjukkan kepada kita perlunya untuk menghadapi terorisme dengan cara tegas," katanya.
Serangan itu terjadi setelah tiga aksi teror yang mematikan dilakukan oleh militan NIIS atau ISIS di Turki selama tujuh bulan terakhir.
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...