Korban Virus Corona di China Menjadi 2.000
Rusia tangguhkan kedatangan orang China. Kanada Evakuasi Warga dari Kapal di Yokohama
BEIJING, SATUHARAPAN.COM- Jumlah korban meninggal akibat epidemi virus corona baru di China melonjak menjadi 2.000 orang ada hari Rabu (19/2) setelah 132 orang lagi meninggal di Provinsi Hubei, pusat penyebaran virus yang paling parah dari wabah tersebut.
Dalam pembaruan data dan informasi hariannya, komisi kesehatan provinsi itu juga melaporkan ditemukannya 1.693 kasus baru orang yang terinfeksi virus.
Dalam perkembangan yang terkait dengan wabah, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan ada 92 kasus penyebaran virus corona dari manusia ke manusia di 12 negara di luar China.
Namun demikian, WHO tidak memiliki data untuk membuat perbandingan dengan China, kata ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, hari Selasa (18/2). Dia mengatakan bahwa WHO belum melihat transmisi lokal yang berkelanjutan kecuali dalam kasus-kasus tertentu, seperti pada kapal pesiar Diamond Princess yang dikarantina di Jepang.
China telah melaporkan 72.528 kasus unfeksi virus corona kepada WHO, termasuk 1.850 kasus kematian pada Selasa (18/2) pagi, kata Tedros.
Pada hari Selasa, sekretaris jenderal PBB mengatakan bahwa wabah virus yang dimulai di China "bukan di luar kendali, tetapi ini adalah situasi yang sangat berbahaya."
Pembatasan Perjalanan
Rusia akan menangguhkan masuknya warga China ke wilayah negara itu mulai Kamis (20/2), kata otoritas Rusia yang bertanggung jawab atas pencegahan virus corona, hari Selasa (18/2).
Pembatasan perjalanan untuk mencegah penyebaran virus itu telah diberlakukan oleh banyak negara. Penangguhan oleh Rusia akan dilakukan terhadap warga negara China yang memasuki Rusia yang akan bekerja, urusan swasta, tujuan pendidikan dan wisata. Penangguhan akan bersifat sementara, kata pernyataan itu. Namun tidak akan memengaruhi penumpang transit, kata otoritas Rusia.
Sementara itu, pemerintah Kanada akan mengevakuasi warga negaranya yang berada di kapal pesiar yang terkena virus dan dikarantina di Yokohama, Jepang pada hari Kamis atau Jumat, kata Menteri Luar Negeri Kanada, Francois-Philippe Champagne, pada hari Selasa (18/2).
Ottawa telah mencarter pesawat yang akan mendarat di Jepang pada hari Rabu. Ada 251 orang Kanada di dalam kapal itu, dan 34 di antara mereka telah dinyatakan positif terinfeksi virus. "Tujuan kami adalah untuk mengevakuasi orang-orang Kanada baik pada tanggal 20 atau 21 Februari. Itu akan tergantung pada otorisasi akhir oleh pemerintah setempat," katanya.
Orang yang menunjukkan tanda-tanda terinfeksi virus tidak akan diizinkan untuk pergi.
Dan setibanya di Kanada, mereka akan diangkut ke pusat pelatihan di Ontario untuk masa karantina selama 14 hari.
Dengan lebih dari 3.000 penumpang dan awak, kapal telah dikarantina sejak awal bulan ini. Sebanyak 88 orang dinyatakan positif mengidap virus itu, sehingga jumlah penumpang yang terinfeksi menjadi 542, Kementerian Kesehatan Jepang mengatakan pada hari Selasa (18/2).
Pemerintah AS telah mengevakuasi warganya dari kapal itu pada hari Senin, dan menerbangkan pulang lebih dari 300 orang. Sementara Kanada telah mengevakuasi hampir 400 orang dari kota Wuhan, China yang merupakan pusat penyebaran virus corona. (AFP/Reuters/Xinhua)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...