Korea Utara akan Bebaskan Misionaris Australia

PYONGYANG, SATUHARAPAN.COM - Korea Utara mengatakan akan membebaskan dan mendeportasi seorang misionaris Australia yang ditahan sejak bulan lalu karena diduga mendistribusikan pamflet Kristen berbahasa Korea, seperti dilaporkan bbc.co.uk pada Senin (3/3).

John Short (75) masuk ke Pyongyang dalam kelompok wisatawan dan ditahan setelah tampaknya menyebarkankan pamflet Kristen di lokasi wisata.

Kantor berita KCNA yang dikelola negara Korea Utara mengatakan bahwa John Short telah mengakui sudah melanggar undang-undang Korea Utara dan meminta maaf.

Dikatakan KCNA, alasan dia dibebaskan adalah karena pertimbangan usianya.

Kegiatan keagamaan sangat dibatasi di Korea Utara dan banyak misionaris telah ditangkap sebelumnya.

"Short mengakui bahwa tindakannya itu ... kejahatan tak termaafkan yang melanggar hukum kita, meminta maaf dan memohon pengampunan," kata KCNA.

KCNA juga menjelaskan bahwa Short telah membagikan materi keagamaan di kereta bawah tanah yang padat penumpang di Pyongyang selama tur wisata sebelumnya pada Agustus 2012.

Short bekerja dengan misi yang berbasis di Hong Kong, ditangkap di hotelnya di Pyongyang bulan lalu.

Kementerian Luar Negeri Australia mengatakan pekan lalu, bahwa tidak mendapat informasi mengenai keberadaannya atau kondisi di mana dia ditahan.

Australia tidak memiliki perwakilan diplomatik di Pyongyang namun diwakili oleh kedutaan Swedia.

Pekan lalu, misionaris dari Korea Selatan Kim Jong-uk juga ditahan, dia muncul di media di Korea Utara membacakan sebuah pernyataan publik yang meminta maaf atas "kejahatan anti-negara".

Kim (50) dari Gereja Baptist, mengatakan ia ditangkap setelah memasuki Korea Utara dari China pada bulan Oktober karena membawa materi keagamaan.

Kim mengatakan bahwa dia tidak yakin bersalah dan meminta untuk dibebaskan.