Korea Utara Luncurkan Smartphone Pertamanya, Benarkah?
KOREA UTARA, SATUHARAPAN.COM - Korea Utara mengklaim telah berhasil membuat smart phone pertamanya. Namun hal tersebut dibantah oleh para ahli.
The Arirang handset, digambarkan sebagai hand phone di media pemerintah. Perangkat tersebut ditunjukkan kepada Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, dalam sebuah tur di pabrik.
Korea Utara telah memiliki jaringan selular sejak tahun 2008. Akan tetapi aktivitas ini sangat diawasi dan dibatasi oleh pemerintah.
Tahun lalu negara itu meluncurkan tablet, tapi kemudian muncul perkiraan kalau tablet tersebut kemungkinan besar buatan Cina. Petunjuk asal tablet ini ditemukan oleh seorang Ahli Teknologi Korea Utara, Martyn Williams. Ia mencatat bahwa bagian kode software tablet tersebut menyarankan link ke produsen di Hong Kong.
Williams menambahkan, The Arirang smartphone, yang dinamai seperti sebuah lagu rakyat yang populer, tidak mungkin telah dibuat di dalam Korea Utara. Ia mencatat, tidak ada pabrik yang ditunjukkan. Ia juga mengatakan, bahwa kemungkinan perangkat itu di pesan kepada produsen China, kemudian dikirim ke pabrik yang akan memeriksa sebelum perangkat tersebut dijual.
Pemimpin Korea Utara didampingi Kepala Propaganda Partai Buruh Korea dan Kepala Korea Central News Agency (KCNA), mengatakan bahwa perangkat tersebut dapat digunakan untuk menyebarluaskan informasi pemerintah.
Tidak ada rincian lebih lanjut tentang spesifikasi yang dimiliki smartphone tersebut, tetapi KNCA mengatakan bahwa Kim Jong-un memuji piksel tinggi dari kamera built-in yang terdapat dalam ponsel tersebut.
Di Korea Utara, ponsel telah tersedia sejak 2008. Jaringan nasional terjaga berkat operasi gabungan oleh pemerintah Korea Utara dan Perusahaan Telekomunikasi Mesir, Orascom.
Komunikasi sangat dibatasi. Masyarakat Korea Utara tidak dapat mengakses internet dan hanya dapat membuat panggilan internal Korea Utara.
Untuk waktu yang singkat, orang asing di negara itu dapat menggunakan mobile internet, tetapi akses ini kemudian dicabut. Diyakini, hal ini menyebabkan banyak orang di Korea Utara, khususnya didekat perbatasan, menggunakan ponsel ilegal untuk menghubungi orang di luar negeri.
Seorang pria berusia 28 tahun yang meninggalkan Korea Utara pada November 2010, mengatakan dalam sebuah makalah penelitian, “Untuk memastikan frekuensi ponsel tidak dilacak, saya akan mengisi sebuah baskom dengan air dan meletakkan tutup rice cooker di atas kepala sementara saya membuat panggilan telepon.”
Di Korea Utara, memiliki telepon asing dapat menjadi kejahatan yang sangat serius, seperti dilansir oleh BBC.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...