Korea Utara Menghapus Arsip Online tentang Jang Song-thaek
SEOUL, SATUHARAPAN.COM – Ribuan referensi untuk paman Kim Jong-un dihapus dari arsip media online sejak eksekusi minggu lalu. Media pemerintah Korea Utara (KCNA) telah terhapus hampir seluruh arsip online mereka sejak pelaksanaan eksekusi paman Kim Jong-un, Jang Song-Thaek.
Bahkan menurut laporan Time (18/12), beberapa foto kegiatan Kim yang memperlihatkan sosok Jang dilakukan airbrushing, untuk menghapus referensi ke dia dan pembantu lainnya. Penghapusan puluhan ribu artikel adalah penghapusan terbesar yang pernah dilakukan oleh kantor berita KCNA resmi dan surat kabar Rodong Sinmun.
Semua artikel sebelum Oktober 2013 tampaknya telah dihapus dari situs KCNA Korea Utara. Tidak jelas apakah mereka akan mem-posting ulang atau dibiarkan hilang.
Penghapusan massal ditemukan oleh NK News, sebuah situs web yang mengawasi Korea Utara. Frank Feinstein, seorang programmer berbasis di Selandia Baru yang melacak media online untuk NK News, mengatakan kepada situs: “Ada 35.000 artikel masa September 2013 atau sebelumnya dalam situs KCNA dalam bahasa Korea. Jika mereka membiarkan foto-foto itu dihapus, 98-99 % tampilan webnya terlihat berlubang-lubang.”
Terjemahan dalam bahasa Inggris, Spanyol, Cina dan Jepang juga dihapus, katanya. 20.000 artikel juga telah lenyap dari arsip Rodong Sinmun.
Chad O'Carroll, pendiri NK News, mengatakan penghapusan tampaknya telah dilakukan antara Jumat (13/12) dan Sabtu (14/12), dengan menghapus foto dan artikel yang menyebutkan Jang.
Di masa lalu telah ada “20 atau 30 artikel yang menghilang tanpa alasan yang jelas, tapi tidak pada skala ini”, katanya. “Ini akan sangat menarik.”
Sementara situs KCNA Jepang masih memiliki bahan arsip tua, O'Carroll mengatakan itu dijalankan dari luar Korea Utara dan tidak pernah berisi materi-materi dari agensi resmi.
Hanya sebagian kecil dari Korea Utara memiliki akses ke internet, yang berarti bahwa arsip web terutama digunakan oleh orang-orang luar negeri.
Secara internal, informasi dikontrol ketat oleh rezim; statistik yang paling ekonomis diklasifikasikan sebagai informasi sensitif.
Merevisi dokumen juga lazim di negara itu. Andrei Lankov, seorang ahli Korea Utara, mencatat dalam bukunya The Real North Korea, ketika ia tinggal di Pyongyang pada 1980-an, “pihak berwenang mengisolasi rakyat tidak hanya dari media asing tetapi juga dari publikasi resmi dari tahun-tahun lalu”.
Dia menambahkan: “Semua majalah Korea Utara dan sejumlah besar publikasi tentang topik sosial dan politik secara teratur dihapus dari akses umum perpustakaan dan hanya bisa dibaca oleh orang-orang dengan izin khusus... Aturan ini jelas diperkenalkan untuk memastikan bahwa perubahan kebijakan garis rezim akan tetap kentara untuk rakyat.” (guardian.co.uk/time)
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...