Kota-kota Dunia Merancang Taman Bermain Lansia
SATUHARAPAN.COM – Pada tahun 2014 Jay Maddock, seorang profesor kesehatan masyarakat di Texas A&M University di AS, sedang melakukan perjalanan penelitian ke Cina, ketika salah satu aspek budaya lokal menarik perhatiannya. "Saya berjalan-jalan ke taman dekat hotel saya di kota Nanchang dan melihat ratusan lansia berolahraga bersama," katanya.
Maddock memutuskan untuk mengumpulkan data tentang penggunaan taman tua di delapan taman di Nanchang. "Kami menemukan bahwa lebih dari 50 persen pengguna adalah orang lanjut usia (lansia),” katanya, dilansir bbc.com, pada Selasa (29/10).
Gambaran yang direplikasi di seluruh Cina, bahwa dibandingkan dengan orang yang berlari atau bersepeda, ternyata lebih banyak jumlah lansia atau pensiuanan yang berada di taman. Setiap pagi kerumunan orang tua berduyun-duyun ke taman untuk rutinitas latihan mereka, termasuk menari, Qiqong atau bahkan senam ringan. Bahkan banyak yang memanfaatkan peralatan olahraga seperti elips dan mesin pull-down untuk latihan kardio ringan. Peralatan olahraga dalam berbagai warna ini, bisa menyerupai taman bermain anak-anak, tetapi ditargetkan untuk para lansia.
Pemerintah di seluruh dunia juga berupaya untuk menjaga lansia, agar tetap sehat lebih lama, sehingga mereka meniru bentuk taman bermain lansia di Cina.
Kota-kota termasuk London, Berlin dan Toronto, semuanya memiliki taman bermain lansia. Namun demikian membangun fasilitas ini hanyalah salah satu aspek dari menciptakan budaya di mana lansia agar merasa percaya diri untuk berolahraga.
Tidak ada Ring Basket
Kebiasaan olahraga pagi hari lansia di Cina, berakar pada tradisi budaya yang telah berlangsung lama, kata Elisabeth Hsu, seorang profesor antropologi di Universitas Oxford.
Panduan tentang bangun pagi, ditemukan di Huangdi Neijing (Kanon Kuning Kaisar Kuning), sebuah buku yang berisi pengetahuan medis dari abad ke-3 SM dan seterusnya yang dianggap sebagai pilar pengobatan tradisional Cina. Aspek kolektif latihan mungkin kembali ke latihan kelompok yang dipromosikan oleh pemerintah pada 1950-an ketika jumlah para lansia semakin meningkat.
Profesor Anastasia Loukaitou-Sideris, seorang profesor perencanaan kota di University of California Los Angeles, yang telah mempelajari penggunaan taman di antara para lansia di berbagai negara, mengatakan meskipun budaya berperan, namun hal yang paling berpengaruh bagi lansia adalah lokasi taman, desain, dan fasilitasnya.
"Seringkali lansia merasa tidak diterima di taman yang terutama dirancang untuk populasi yang lebih muda," katanya.
Temuan Loukaitou-Sideris berdasarkan pengamatan yang dikumpulkan oleh Maddock, dalam studinya tentang taman di Nanchang.
"Taman yang kami pelajari tidak dirancang untuk pengguna yang lebih muda," katanya. "Kami tidak melihat bola basket atau arena bisbol, melainkan jalan setapak dan alat olahraga yang dirancang untuk orang dewasa."
Ketika Harry Cane, seorang pensiunan apoteker dari Delta, sebuah kota yang merupakan bagian dari Vancouver, Kanada, pulang ke rumah dari sebuah perjalanan ke Tiongkok, dia begitu terkesan dengan taman-taman lansia, sehingga dia mengajukan gagasan itu kepada dewan kota.
“Cane memilih peralatan olahraga berdasarkan apa yang dia amati di Cina,” kata Dan Copeland, penasihat kota untuk Delta, menambahkan bahwa peralatan olahraga yang paling populer adalah, yang berhubungan dengan lansia yang umum seperti keseimbangan dan ketangkasan.
Sejak dibuka pada 2007, Delta Wellness Lion Park, telah meningkatkan olahraga di kalangan penduduk lansia setempat. Copeland menjelaskan, dan telah direplikasi di 18 lokasi lain di sekitar British Columbia.
Aksesibilitas juga merupakan kunci. Terletak di antara pohon-pohon ek, Taman Bermain London Hyde Park Seniors didirikan pada 2009, untuk menyediakan enam peralatan olahraga untuk lansia.
Lokasinya dipilih berdasarkan kedekatan dengan jalan dan transportasi umum, keduanya berjarak sekitar 15 menit berjalan kaki. Sebuah studi kelayakan juga merekomendasikan penggunaan papan yang mudah dibaca untuk memberi label yang jelas, dan memberikan instruksi untuk mesin yang didedikasikan untuk lansia. Sama seperti di Delta, peralatan olahraga di Hyde Park dipilih untuk kebutuhan fisiologis lansia seperti peregangan dan peningkatan kekuatan.
Salah satu inisiatif taman bermain lansia terbesar telah dikembangkan oleh provinsi Spanyol Malaga, di mana saat ini terdapat 400 fasilitas seperti itu.
Tetapi menurut Rafael Merino-Marban, seorang profesor pendidikan jasmani di Universitas Malaga, saat ini banyak yang kurang dimanfaatkan.
"Pemerintah belum mempelajari lokasi yang tepat atau jenis mesin yang tepat untuk memaksimalkan efektivitas," katanya, seraya menambahkan bahwa studi yang lebih rinci tentang kebutuhan pengguna saat ini sedang berlangsung sebagai bagian dari proyek Uni Eropa, yang bertujuan untuk meningkatkan olahraga di kalangan orang tua .
Meskipun menghadapi tantangan, Merino-Marban memperkirakan bahwa rata-rata 50.000 orang menggunakan taman bermain lansia Malaga setiap minggu. Ke depannya, ia berharap bahwa pemerintah akan membuat lebih banyak taman bermain yang dirancang lebih baik di kota-kota lain.
"Jika orang tua berolahraga lebih banyak, mereka lebih sehat," katanya, "Dan itu berarti lebih sedikit biaya untuk perawatan kesehatan umum."
Berkurangnya biaya perawatan, menurut Maddock sebagai salah satu alasan utama untuk menjadikan taman bermain lansia sebagai fitur pokok desain perkotaan.
"Semakin banyak penelitian menunjukkan bahwa orang lanjut usia memerlukan olahraga, hubungan sosial, dan alam," katanya. “Taman lansia adalah investasi yang benar-benar murah yang menyentuh masing-masing dari ketiga aspek ini.”
Enam Manfaat Minum Air Putih Usai Bangun Tidur
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Terdapat waktu-waktu tertentu di mana seseorang dianjurkan untuk me...