Kota New York, Amerika Serikat, Dilanda Banjir
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Beberapa jalur kereta bawah tanah Kota New York ditutup dan jalan-jalan terendam akibat banjir pada hari Jumat (29/9) pagi setelah hujan lebat mengguyur wilayah metropolitan, memicu peringatan tentang banjir di kota tersebut serta Long Island, Connecticut dan New Jersey.
Otoritas Transportasi Metropolitan mengatakan tidak ada layanan kereta bawah tanah 2, 3, 4, 5 di Brooklyn. Kereta B dan W juga ditangguhkan, dan jalur lain mengalami penundaan, kata badan tersebut dalam serangkaian peringatan.
Banjir bandang juga mengganggu lalu lintas di jalan raya dan bandara. Departemen Kepolisian Kota New York melaporkan penutupan penuh di FDR Drive dan Delancey Street di kedua arah dan semua jalur di kedua arah di bagian Belt Parkway di Brooklyn.
Bandara LaGuardia menyatakan akses ke Terminal A ditutup dan juga mengalami gangguan penerbangan.
Hujan tersebut berasal dari sistem tekanan yang bergerak lambat yang bergerak ke atas pantai Atlantik tengah, sehingga menarik air keluar dari lautan.
“Hujan lebat diperkirakan akan terjadi di seluruh wilayah bagian bawah hari ini, dan kami sangat memperhatikan dampak banjir bandang mengingat jumlah hujan yang diperkirakan akan turun,” kata Gubernur New York, Kathy Hochul, dalam sebuah pernyataan.
“Badan-badan negara siap menanggapi permintaan bantuan dari mitra pemerintah daerah kami dan saya mendorong semua warga New York untuk memperhatikan dengan cermat kondisi dan prakiraan badai jika Anda berangkat hari ini.”
Pejabat Kota New York pada hari Jumat mendesak penduduk di apartemen bawah tanah untuk mencari tempat yang lebih tinggi.
Pada bulan September 2021, lebih dari 40 orang tewas di New Jersey, New York, Pennsylvania, dan Connecticut ketika wilayah tersebut dilanda banjir bandang akibat sisa-sisa Badai Ida.
Di New York City, banyak korban banjir adalah orang-orang yang tinggal di apartemen bawah tanah yang tidak mampu menghindari kenaikan air.
Dunia kini menghadapi cuaca yang lebih ekstrem karena bergulat dengan perubahan iklim. Rekor kondisi hangat di sebagian besar wilayah Atlantik tahun ini telah memicu badai di beberapa wilayah, sementara kekeringan di wilayah lain telah berkontribusi terhadap kebakaran hutan besar-besaran dan kesulitan pada tanaman dan petani.
Dunia mengalami suhu terpanas pada bulan Agustus setidaknya dalam 174 tahun terakhir pada tahun 2023.
Pengguna media sosial di Williamsburg, Brooklyn, memposting video di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, menunjukkan jalan-jalan yang banjir pada hari Jumat. (Bloomberg)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...