KPAI: Setiap Sekolah Diharapkan Memiliki Satu Psikolog
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Untuk mencegah anak bunuh diri, setiap sekolah diharapkan memiliki satu psikolog. Khususnya di DKI Jakarta. Hal ini disampaikan Komisioner Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Pendidikan Retno Listyarti dalam pers rilis yang diterima.
Kasus percobaan bunuh diri peserta didik di salah satu SMP di Jakarta pada Januari 2020 bukanlah kasus pertama kali. Tercatat pada November 2019 juga terjadi kasus serupa di salah satu SMP di Jakarta.
“Ide bunuh diri, ancaman, dan percobaan bunuh diri merupakan hal serius yang harus segera ditangani. Karenanya, dibutuhkan langkah preventif untuk menurunkan angka kejadiannya. Untuk kasus bunuh diri pada remaja, salah satu hal penting yang dapat dilakukan adalah deteksi dini. Semakin cepat keluarga dan orang di sekitar remaja itu menemukan faktor resiko penyebab bunuh diri semakin baik,” kata Retno Listyarti.
KPAI sebelumnya juga telah melakukan pengawasan langsung dan rapat koordinasi dengan sekolah yang siswanya pada Januari 2020 lalu diduga melakukan percobaan bunuh diri. Juga melakukan pertemuan dengan P2TP2A Provinsi DKI Jakarta yang dirujuk KPAI untuk melakukan asesesmen psikologi terhadap anak-anak di sekolah tempat kejadian.
KPAI menekankan pentingnya pencegahan bunuh diri ini. “Harus ada tindakan pencegahan. Juga di seluruh sekolah dan seluruh jenjang untuk wilayah DKI Jakarta.” lanjut Retno.
Selain itu, KPAI mendorong Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan terutama Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta untuk memberi pelatihan bagi para guru.Pelatihan ini agar para guru memiliki kepekaan dan mengetahui cara mendeteksi peserta didiknya yang dirundung masalah dan berpotensi bunuh diri. Sikap empati juga perlu ditumbuhkan.
Berdasarkan data Global School-Based Student Health Survey (2015) di Indonesia, ide bunuh diri remaja perempuan adalah 5,9 persen dan laki-laki 4,3 persen. Namun percobaan bunuh diri pada remaja laki-laki lebih tinggi daripada perempuan, yaitu 4,4 persen dan perempuan 3,4 persen.
Penelitian Nova Riyanti Yusuf juga mengungkapkan kesehatan jiwa 910 siswa SMAN dan SMKN berakreditasi A di Provinsi DKI Jakarta. Disebutkan 5 persen peserta didik di SMAN/SMKN di DKI Jakarta sudah memiliki ide bunuh diri dan 3 persen diantaranya sudah melakukan percobaan bunuh diri.
KPAI juga mendorong sekolah-sekolah menerapkan program Sekolah Ramah Anak (SRA). “Karena di dalam SRA sudah memenuhi perlindungan terhadap anak dan menjamin tumbuh kembang anak secara optimal. Selain itu, sekolah ramah anak diwajibkan memiliki sistem pengaduan yang melindungi anak korban dan anak saksi mengadu atau anak-anak yang dirudung masalah berani melakukan konseling sehingga bisa dibantu menghadapi masalah.” pungkasnya.
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...