Teknologi Pengenalan Ucapan Bahasa Inggris di Aplikasi ELSA
SATUHARAPAN.COM - Teknologi pengenalan ucapan dapat membantu pengguna dalam meningkatkan dan menyempurnakan pengucapan bahasa asing. Kesalahan pengucapan dalam bertutur bahasa asing sering menjadi kendala. Karena aplikasi yang hanya berfokus pada pembelajaran kosa kata dan tata bahasa asing saja.
Karena itu teknologi pengenalan ucapan ini menjadi keunggulan suatu aplikasi belajar bahasa asing. Seperti yang digunakan ELSA (English Learning Speech Assistant) dengan aplikasi ELSA Speak.
ELSA Speak menggunakan teknologi ini untuk membantu meningkatkan dan menyempurnakan pengucapan bahasa Inggris mereka. Selain itu, mendeteksi kesalahan pengucapan pengguna dengan keakuratan lebih dari 95%. Hal ini berguna sekali untuk memperbaiki kesalahan pengucapan.
Di aplikasi ini tersedia lebih dari 1200 pelajaran serta lebih dari 60 topik bagi pengguna untuk melatih pengucapan. Mulai dari latihan pengucapan kata, frasa, serta kalimat bahasa Inggris. Fitur lain yang ditawarkan ELSA adalah kamus interaktif yang dapat membantu cara mengucapkan kata atau frasa yang dicarinya.
Perusahaan ini berbasis di San Francisco, Amerika Serikat. Didirikan Vu Van pada 2015. Cikal bakal berdirinya berangkat dari pengalaman pribadi Vu Van, perempuan asal Vietnam yang pindah ke Amerika pada 2009 untuk menjalankan studinya di Universitas Stanford.
“Tahun pertama saya di Stanford sangat menantang karena ketidakmampuan saya untuk berbicara bahasa Inggris dengan lancar. Padahal, saya termasuk siswa berprestasi dalam mata pelajaran bahasa Inggris ketika saya sekolah di Vietnam,” kata CEO ELSA Vu Van.
Pengucapan merupakan tantangan terbesar dalam belajar bahasa Inggris sehingga menjadi penghalang untuk berbicara dengan lancar dan percaya diri.
“Di zaman sekarang ini, anda perlu berbicara bahasa Inggris dengan jelas, dan dengan aksen yang bersih untuk berkomunikasi dengan baik di tempat kerja, sekolah, dan tempat lainnya,” ujar perempuan asal Ho Chi Minh ini.
Aplikasi ini pun dirancang untuk menjawab permasalahan. Di sisi lain, ELSA berhasil mengumpulkan investasi sebesar total $ 12 juta. Termasuk pendanaan sebesar $ 7 juta dari Gradient Ventures, yakni pendanaan Google untuk kecerdasan buatan. Juga disebut South China Morning Post sebagai salah satu dari 13 teknologi rintisan yang menjanjikan.
Saat ini, ELSA telah memperluas jangkauannya dengan membuka beberapa kantor perwakilan di India, Jepang, dan Indonesia.
Di konteks Indonesia, menurut English First English Proficiency Index (EF FPI), Indonesia menempati urutan ke 61 dari 100 negara dengan skor 50,06. Hal ini menunjukkan tingkat kemampuan berbahasa Inggris di Indonesia masih sangat rendah. Padahal kemampuan berbahasa Inggris sangat diperlukan bagi para pelajar dan pekerja. Terutama untuk studi ke luar negeri dan kesempatan kerja yang lebih tinggi.
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...