KPK Cegah Gubernur Banten Keluar Negeri
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mencegah Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah, pergi keluar negeri, terkait dengan kasus suap sengketa pemilihan kepala daerah (pilkada) Kabupaten Lebak.
"Tadi sore KPK mengirim surat cegah untuk penanganan perkara pilkada di Lebak, atas nama Ratu Atut Chosiyah untuk enam bulan ke depan. Maksudnya agar sewaktu-waktu yang bersangkutan dimintai keterangan, tidak sedang berada di luar negeri," kata Juru Bicara KPK, Johan Budi di Jakarta, Jumat dini hari.
Selain karena Kabupaten Lebak berada dalam Provinsi Banten, KPK juga sudah menetapkan adik Atut, Tubagus Chaery Wardhana, yang juga suami Wali Kota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diani, itu sebagai tersangka selaku pemberi suap dalam kasus yang sama.
"Hubungan darah tidak terkait dengan kasus, pencegahan Atut ini berkaitan dengan kasus yang disidik KPK, berkaitan dengan Lebak, tapi saya tidak tahu detailnya," kata Johan. Dia juga memastikan Ratu Atut akan diperiksa.
"Tentu akan dilakukan pemeriksaan itu, tapi kapannya saya belum tahu dan jadwalnya, karena tujuan pencegahan adalah pemeriksaan," ujar Johan.
Geledah Rumah Tubagus
KPK juga telah menggeledah rumah Tubagus yang berada di Jalan Denpasar VIII No 35, Kuningan, Jakarta Selatan, dan ditemukan 11 mobil.
Dalam kasus suap dua sengketa pilkada ini, KPK sudah menetapkan enam tersangka. Untuk kasus sengketa Pilkada Gunung Mas, Kalimantan Tengah, KPK menetapkan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Akil Mochtar, dan anggota Komisi II dari Fraksi Partai Golkar, Chairun Nisa, sebagai tersangka penerima suap.
Tersangka lain dalam kasus tersebut adalah Bupati Gunung Mas, Hambit Bintih, dan Cornelis Nalau yang diduga sebagai pemberi suap. KPK menyita uang senilai 284.050 dolar Singapura dan 22.000 dolar AS yang dimasukkan dalam beberapa amplop cokelat dengan total uang yang dihitung dalam rupiah mencapai Rp3 miliar.
Sementara dalam kasus sengketa Pilkada Lebak, Akil Mochtar, dan Susi Tur Handayani menjadi tersangka sebagai penerima suap, sementara Tubagus Chaery Wardhana dan kawan-kawan selaku pemberi suap.
KPK menyita uang senilai Rp 1 miliar dalam lembaran Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu yang dimasukkan ke dalam tas travel berwarna biru. (Antara)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...