KPK Gelar Diskusi tentang Intervensi Politik terhadap Media
BOGOR, SATUHARAPAN.COM – Mempertahankan independensi media dari intervensi politik jelang pemilihan presiden (Pilpres) didiskusikan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan insan media. Media diharapkan mampu bersikap netral dan independen dari pengaruh politik, terutama menjelang Pemilihan Presiden 2014.
Diskusi bertajuk “Intervensi Politik terhadap Media” digelar oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Puncak Bogor, Jawa Barat, Jumat (13/6).
Pimpinan KPK Bambang Widjojanto, Direktur Pemberitaan Metrotv Suryopratomo, Ignatius Haryanto, dan juru bicara KPK Johan Budi hadir dalam diskusi membahas sejumlah media yang masuk ke ranah politik.
Dalam diskusi terungkap pula bahwa media merupakan industri yang sudah menjadi kebutuhan masyarakat sehingga menjadi bisnis yang menguntungkan. Kondisi tersebut dapat dilihat dari pengusaha Rupert Murdoch dari Australia yang sangat fenomenal menjadi konglomerat media dunia. Rupert Murdoch dicurigai masuk ke industri media demi kepentingan bisnis semata.
Kekuatan media adalah sebuah kepercayaan. Media tidak akan menjadi perusahaan yang sehat jika tidak mampu membangun kredibilitas. Hal tersebut hanya bisa dicapai apabila redaksinya mampu bersikap fair, independen, dan tidak partisipan. Kepercayaan dari masyarakatlah yang membuat pemasang iklan mau memasang iklan yang membuat media mampu bertahan.
Suryopratomo berpendapat, persoalan tarik menarik kepentingan dalam ruang redaksi akan selalu terjadi. Ruang redaksi bukanlah ruang hampa yang hanya bisa diarahkan, namun tempat pergumulan ide tentang isu-isu yang akan diangkat dan bagaimana merealisasikannya. Kepentingan pemilik memang selalu muncul, tetapi selalu ada perlawanan dari ruang redaksi.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...