KPK Resmi Terima Ramon Magsaysay Award 2013 Di Manila
MANILA, SATUHARAPAN.COM - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) secara resmi menerima Ramon Magsaysay Award 2013. Penghargaan diserahkan oleh Chief Justice of the Supreme Court of the Philippines, Maria Lourdes Sereno kepada Ketua KPK, Abraham Samad bersama empat penerima lainnya dari Afghanistan, Filipina, Myanmar, dan Nepal, pada Sabtu (31/8) yang lalu, di Main Theater Cultural Center of the Philippines, Manila, Filipine.
KPK menjadi satu-satunya lembaga negara di Indonesia yang menerima penghargaan Ramon Magsaysay. KPK meraih penghargaan ini karena dinilai sebagai lembaga antikorupsi yang independen dan berhasil dalam mengkampanyekan gerakan antikorupsi di Indonesia dengan mengombinasikan upaya penegakan hukum yang tidak mengenal kompromi terhadap pejabat yang berbuat salah dengan kampanye antikorupsi yang edukatif terhadap seluruh masyarakat Indonesia.
Ramon Magsaysay Award Foundation (RMAF) melalui situs resminya juga menilai, bahwa KPK memiliki rekam jejak yang impresif dalam pemberantasan korupsi. Sejak 2003-2012, KPK telah menangani 332 kasus yang melibatkan pejabat tinggi dan penyelenggara negara, dan sebanyak 169 di antaranya sudah disidangkan dan seratus persen diputus bersalah oleh Pengadilan Tinggi.
Pada tahun 2004 hingga 2010, KPK juga telah mengembalikan kekayaan negara senilai sebanyak 805,6 miliar rupiah. Program pencegahan korupsi yang dilakukan KPK telah mendorong transparansi dan akuntabilitas pejabat publik melalui wajib lapor LHKPN, pengendalian gratifikasi, kajian sistem untuk menutup potensi korupsi dalam birokrasi, pendidikan antikorupsi pada setiap jenjang pendidikan, serta kampanye antikorupsi yang kreatif dan inovatif.
Selain KPK, penerma Ramon Magsaysay Award 2013 lainnya adalah Ernesto Domingo, yaitu seorang dokter yang melakukan misi sosial melalui bidang medis di Filipina; Habiba Sarabi, perempuan yang menjadi gubernur pertama di Provinsi Barnyan di Afghanistan; Shakti Samuha, organisasi masyarakat yang berjuang dalam gerakan antiperdagangan manusia di Nepal; dan Lahpai Seng Raw, yang merupakan perempuan pendiri organisasi kemasyarakatan untuk masalah kesehatan, pertanian dan perdamaian di Provinsi Kachin, Myanmar.
Penghargaan Ramon Magsaysay, yang diambil dari nama mantan Presiden Filipina. Penghargaan ini bertujuan menyebarluaskan keteladanan integritas Ramon Magsaysay dalam menjalankan pemerintahan dan kegigihannya dalam memberikan pelayanan umum dalam lingkungan masyarakat yang demokratis.
Ramon Magsaysay Award diberikan pertama kali pada tahun 1958. Ajang bergensi ini disebut banyak kalangan sebagai Nobel Asia yang diberikan kepada individu dan organisasi dalam enam kategori penilaian, yaitu government service, public service; community leadership; journalismliterature and creative communication arts; peace and international understanding; dan emergent leadership.
Mereka yang menerima penghargaan adalah individu dan organisasi yang luar biasa dan dianggap telah menyebarluaskan integritasnya dan mendorong lingkungan masyarakat yang demokratis. Mereka juga dinilai berperan dalam memberikan solusi yang berkelanjutan atas permasalahan sosial yang mengakar di negaranya masing-masing. Permasalahan-permasalahan yang telah merusak kehidupan masyarakat sehingga menciptakan kemelaratan dan kebodohan, termasuk konflik bersenjata, penyakit yang mematikan, eksploitasi dan perdagangan manusia, korupsi dengan impunitas, serta instabilitas politik dan sistem tata pemerintahan yang buruk. (kpk.go.id)
Editor : Sabar Subekti
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...