Krisdayanti: Perempuan Harus Jadi Pahlawan

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Penyanyi jebolan ajang tarik suara Asia Bagus, Krisdayanti, memaknai Hari Kartini di era modern saat ini bukan hanya kebaya dan perayaan. Melainkan perempuan harus jadi pahlawan bagi dirinya sendiri maupun orang lain.

Selain Kartini, dia juga menyebut Malala Yousafzai, aktivis perempuan asal Pakistan yang menyuarakan dan memperjuangkan agar perempuan di Pakistan juga memiliki kesempatan untuk belajar setara dengan laki-laki.

Malala, menurut dia, bisa dijadikan sebagai panutan karena dia menjadi pahlawan bagi anak-anak perempuan di Pakistan.

Sama halnya dengan perempuan di Indonesia. Menurut dia, untuk menjadi pahlawan, seorang perempuan harus pintar mengatur apa yang harus dilakukan untuk  memenuhi kebutuhannya. Salah satunya dengan bekerja.

"Sekarang ada Malala di Paskitan, di usianya yang 16 tahun sampai dia ditembak Taliban karena dia menyuarakan keinginannya pada dunia agar di negaranya perempuan bisa sekolah," kata dia usai mengisi acara di peluncuran anneavantiemall.com di Galeri Indonesia Kaya Grand Indonesia, Jakarta Pusat, hari Selasa (19/4).

"Jadi, upaya itu bisa dilakukan oleh semua perempuan di dunia, sama seperti perempuan di Indonesia. Walaupun mereka jadi isteri, mereka mencari tambahan dengan bekerja mencari uang, mereka sudah menjadi pahlawan buat dirinya, buat rumah dan keluarganya.”

Perempuan yang bekerja, khususnya yang ada di kota-kota besar bukanlah suatu aib. Justru, menurut dia, perempuan bekerja harus didukung oleh suami. Namun terkadang suami merasa tidak dihargai karena harus bergantian menjaga anak.

Di sinilah peran seorang perempuan yaitu memberi pengertian kepada suami bahwa dengan bekerja juga menjadi salah satu cara mendukung perekonomian keluarga.

"Selamat Hari Kartini untuk seluruh Ibu di Indonesia, tetap menyuarakan keinginan untuk menjadi wanita yang terbaik untuk diri Anda sendiri maupun untuk keluarga," kata dia.

Editor : Bayu Probo