Krisis Energi di Korea Selatan, Kantor Pemerintah Diperintahkan Menghemat
SEOUL, SATUHARAPAN.COM – Kantor-kantor pemerintah di Korea Selatan diperintahkan untuk mematikan AC menyusul penghentian dua pembangkit listrik di sana. Tidak hanya itu, pemerintah setempat juga mengumumkan krisis energi nasional.
Menurut juru bicara distributor Korea Power Exchange (KPE), pembangkit Dangjin III dengan kapasitas listrik mencapai 500.000 kilowatt saat ini dalam keadan offline terkait adanya kendala teknis dan kemungkinan akan ditutup selama seminggu ke depan.
Terkait adanya kendala teknik tersebut juga menutup sekitar pembangkit listrik Seocheon pada Senin (12/8). Lebih lanjut dijelaskan, meskipun operasi dilanjutkan setelah satu jam mengalami pemadaman, pembangkit ini hanya mampu beroperasi setengah kapasitas, yaitu 200.000 kilowatt.
Saat ini Korea Selatan sedang dalam cengkeraman gelombang panas yang panjang dan adanya masalah terkait dengan penggunaan tenaga listrik nuklirnya. Menurut Menteri Perdagangan, Industri dan Energi, Yoon Sang Jick, pada hari Minggu (11/8), mereka sedang menghadapi potensi krisis yang sangat buruk.
Menurut dia, perlu dilakukan pemadaman secara bergilir baik terhadap pabrik-pabrik, rumah tangga dan toko-toko selama tiga hari ke depan. Jika cadangan nasional turun di bawah dua juta kilowatt, hal tersebut merupakan peringatan yang mengharuskan semua kantor pemerintah untuk mematikan AC, lampu dan perangkat non-esensial lainnya.
Dalam langkah pencegahan pada Senin ini, Kementerian Energi memerintahkan langkah-langkah tersebut harus dilakukan secara efektif dan cepat. Menggambarkan situasi yang terjadi di Korea saat ini sebagai “keadaan mendesak”, kementerian memperingatkan kantor-kantor pemerintah mematikan pendingin air dan para staf menggunakan tangga daripada menggunakan lift.
Kementerian akan memperketat pengawasan pada sejumlah pusat perbelanjaan, jika mereka menyalakan AC di bawah 26 derajat Celcius akan dikenai sanksi. Lebih tinggi dari suhu musim panas yang normal diperkirakan akan berlangsung setidaknya satu minggu lagi yang akan menghasilkan lonjakan konsumsi energi secara berkelanjutan.
Pada saat yang sama, saat ini industri nuklir Korea Selatan sedang berjuang dari krisis yang memaksa penutupan sejumlah reaktor baik untuk perbaikan atau adanya skandal sertifikat keamanan palsu.
Saat ini, Korea Selatan memiliki 23 reaktor nuklir yang dapat memenuhi lebih dari 30% kebutuhan listrik. Enam reaktor di antaranya belum bisa dioperasikan karena bermasalah.(dailytelegraph.com.au)
Editor : Windrarto
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...