Krisis Irak Ancaman Timur Tengah dan Dunia
BAGHDAD, SATUHARAPAN.COM - Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki mengatakan serangan militan di Irak merupakan ancaman bagi kawasan Timur Tengah dan dunia, hal itu disampaikannya kepada Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry saat berkunjung pada Senin (23/6).
Krisis itu “menunjukkan ancaman yang tidak hanya ditujukan kepada Irak melainkan juga bagi perdamaian kawasan dan internasional,” ujar Maliki kepada menteri luar negeri AS itu di Baghdad, ujar sebuah pernyataan kantornya.
Kerry tiba pada Senin dengan sebuah misi untuk mendorong kesatuan dan stabilitas Irak dalam menghadapi serangan militan besar-besaran yang mengancam akan merobek-robek negara itu.
Serangan itu, dipimpin oleh para jihadis dari Negara Islam Irak dan Levant (Islamic State of Iraq and the Levant atau ISIL), berhasil menguasai wilayah-wilayah penting di lima provinsi sebelah utara dan barat Baghdad.
Pasukan keamanan sempat goyah saat serangan awal para militan, dan sekarang mereka berjuang untuk bertahan dalam menghadapi serbuan militan tanpa henti.
John Kerry berjanji Amerika Serikat akan memberikan dukungan yang “intens” kepada Irak untuk membantu pihaknya memerangi serangan militan.
“Dukungan akan menjadi intens, dan jika para pemimpin Irak mengambil beberapa langkah yang diperlukan untuk menyatukan negara itu hal tersebut akan menjadi efektif,” kata Kerry kepada wartawan setelah pertemuan di Baghdad selama sehari.
Kerry membuat komentar itu di kedutaan AS di Baghdad, di Zona Hijau yang dijaga sangat ketat, setelah pembicaraan dengan Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki dan para pemimpin lainya dari seluruh spektrum politik dan komunal.
Serangan militan besar-besaran, yang dipimpin jihadis ISIL dimulai di kota penting Mosul Irak utara pada 9 Juni.
Baghdad memohon serangan udara AS terhadap militan, namun Washington belum menyetujui permintaan itu, sebaliknya menawarkan pengiriman hingga 300 penasihat militer.
Ratusan Tentara Irak Terbunuh
Juru bicara keamanan perdana menteri Irak Nuri al-Maliki pada Senin mengatakan “ratusan” tentara Irak tewas dalam serangan besar-besaran militan Suni Arab yang menguasai sebagian besar wilayah di negara itu.
Pengumuman di televisi yang disampaikan oleh Letnan Jenderal Qassem Atta merupakan informasi paling spesifik yang diberikan sejauh ini oleh pemerintah mengenai korban jiwa di pihak pasukan keamanan Irak sejak pemberontak melancarkan serangan pada 9 Juni.
Pihak pemerintah mengeluarkan pernyataan secara terus-menerus, yang tidak bisa diverifikasi secara independen, mengumumkan kematian ratusan militan, namun belum memberikan angka konkret atas korban jiwa dari pihaknya.
Serangan yang dipimpin Negara Islam Irak dan Levant (Islamic State of Iraq and the Levant atau ISIL) namun melibatkan kelompok-kelompok lainnya tersebut telah menguasai wilayah-wilayah penting di lima provinsi yang berbeda.
Pasukan keamanan Irak sempat goyah dalam serangan awal militan dan saat ini berjuang untuk bertahan dalam menghadapi serbuan itu. (AFP)
Pengadilan Swedia Hukum Politisi Sayap Kanan Karena Menghina...
MALMO-SWEDIA, SATUHARAPAN.COM-Pengadilan Swedia menjatuhkan hukuman pada hari Selasa (5/11) kepada s...