Krisis Thailand: Serangan Mematikan di Pertemuan Oposisi
THAILAND, SATUHARAPAN.COM Sejumlah pria bersenjata menembaki pemrotes anti-pemerintah di Thailand Timur. Aksi ini menewaskan seorang gadis berusia lima tahun dan melukai puluhan orang lainnya.
Penyerang melemparkan bahan peledak dan menembak demonstran di sebuah pertemuan yang disebut Komite Reformasi Demokratis Rakyat (PRDC).
Inisiden itu terjadi di sebuah pasar malam di distrik Khao Saming provinsi Trat, Sabtu (22/2) malam.
Ketegangan di Thailand telah meningkat sejak gelombang protes anti-pemerintah dimulai pada bulan November.
Para demonstran menginginkan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra untuk mengundurkan diri dan memberi jalan bagi pemerintah sementara yang telah ditunjuk, namun dia menolak.
Pada hari Selasa, beberapa orang tewas dalam bentrokan yang meletus di Bangkok, ketika polisi mulai membersihkan tempat protes.
Serangan baru terjadi sekitar 300 km selatan-timur ibu kota.
Para petugas mengatakan seorang gadis berusia lima tahun sedang berdiri di sebuah warung mie ketika para penyerang dalam dua truk pick-up, melepaskan tembakan di pertemuan PRDC. Dia meninggal akibat luka tembak di kepala.
Setidaknya 30 orang lainnya diyakini terluka dan seorang anak juga berada dalam kondisi kritis.
Juru bicara PDRC Suwicharn Suwannakha mengatakan serangan itu terjadi selama pidato pemimpin partai.
Dia mengatakan itu pertama kalinya mendengar ledakan dan tembakan dan kemudian melihat kursi di depan panggung menjadi berantakan.
Saat itu sangat kacau. Aku melihat dua truk pick-up pergi dengan cepat, kata dia.
Sejauh ini, belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Namun, wartawan BBC, Jonathan Head di Bangkok mengatakan kecurigaan jatuh pada kelompok-kelompok bersenjata di daerah pinggiran yang disebut dengan pendukung Kaos Merah yang mendukung Ms Yingluck.
Selama dua bulan terakhir telah terjadi beberapa serangan terhadap kamp demonstran di ibu kota. Tetapi tempat ini sekarang dijaga ketat oleh sayap bersenjata gerakan protes itu sendiri.
Situasi itu semakin membuat Kaos Merah frustasi atas ketidakmampuan pemerintah untuk membubarkan para pengunjuk rasa, yang telah menduduki bagian pusat Bangkok selama berminggu-minggu.
Para pemimpin Kaos Merah telah mengorganisir pertemuan secara massal di timur laut Thailand akhir pekan ini untuk memutuskan bagaimana mereka harus melawan terhadap kampanye penggulingan pemerintah. (bbc.co.uk)
Editor : Bayu Probo
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...