Krisis, Warga Boyolali Beli Air Rp 200 Ribu
BOYOLALI, SATUHARAPAN.COM – Krisis air saat ini sedang melanda beberapa wilayah di Kabupaten Boyolali. Bahkan warga desa Jemowo, Kecamatan Musuk, harus merogoh kantong dalam-dalam untuk mendapatkan air bersih.
Kepala Desa Jemowo, Untung Widada, membenarkan adanya fakta bahwa warga harus membayar Rp 200 ribu untuk 5.000 liter air. Menurutnya, kesulitan mendapatkan air bersih karena tidak ada sumber air di Desa Jemowo. Kondisi yang sama juga ditemukan di daerah-daerah lain seperti Desa Sangup, Desa Dragan, Desa Lampar, Desa Sumur, Desa Mriyan, Desa Lanjaran, dan Desa Sruni.
Belum Ada Laporan
Di pihak lain, Kasubbag Sosial dan Keagamaan Bagian Kesra Sekretariat (Setda) Kabupaten Boyolali, Nuryadi menyatakan bahwa sampai saat ini belum ada seorang pun warga yang meminta bantuan atau melapor kebutuhan air bersih. “Saat ini dana belum digunakan karena belum ada pengajuan bantuan,” terang Nuryadi.
Pemerintah Kabupaten telah menyediakan anggaran sekitar Rp 105 juta. Dana tersebut siap dikucurkan jika ada permintaan dari warga. Dalam pendistribusian air bersih, Pemkab melakukan kerja sama dengan PDAM Boyolali, pihak swasta dan Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) Surakarta.
“Begitu masyarakat mengajukan bantuan air bersih kepada Bupati, Bagian Kesra langsung menindaklanjuti dengan dropping air bersih,” pungkasnya. (solopos.com)
Puluhan Anak Muda Musisi Bali Kolaborasi Drum Kolosal
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Puluhan anak muda mulai dari usia 12 tahun bersama musisi senior Bali be...