Kristen Mesir Protes Meningkatnya Serangan Sektarian
KAIRO, SATUHARAPAN.COM – Kemarahan memuncak dikalangan warga Gereja Koptik di Minya, Mesir setelah dua insiden kekerasan sektarian terjadi di wilayah itu, kata Uskup Macarius dari Minya dalam pernyataan yang disampaikan kepada media Mesir, Al Ahram, pada hari Selasa (19/7).
"Kemarahan memuncak dan otoritas terrlamabt mengambil langkah-langkah," kata Uskup Gereja Koptik.
"Memberi penghiburan saja tidak cukup," kata dia menambahkan ketika mengomentari pernyataan Mufti Mesir, Shawky Allam, yang meminta agar warga 'menahan diri'.
Pada hari Minggu (17/7), keluarga dua imam di desa Tahna El-Jabal diserang oleh penyerang bersenjatakan pisau dan tongkat. Mereka membunuh seorang pria berusia 27 tahun dan melukai tiga orang lainnya, termasuk seorang perempuan.
Menurut saksi mata, serangan dimulai adu argumen antara laki-laki muda Muslim dan anak-anak Kristen di sebuah gang di desa. Pihak-pihak yang bersengketa kemudian melibatkan keluarga anak-anak Kristen, termasuk anak seorang gembala pada gereja setempat.
Pada bulan Mei, warga Muslim membakar tujuh rumah warga Kristen dan menyerang seorang ibu tua warga Kristen. Dia ditelanjangi di depan umum. Serangan lain terjadi di Desa El-Karm, di Minya yang dipicu oleh rumor bahwa orang itu memiliki hubungan terlarang dengan seorang perempuan Muslim.
Insiden kekerasan sektarian telah sering terjadi selama beberapa tahun terakhir. Warga Kristen, yang merupakan sekitar 10 persen dari 90 juta jiwa penduduk Mesir, telah lama mengeluhkan diskriminasi dan serangan sektarian di negara itu.
Mencegah Kebotakan di Usia 30an
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Rambut rontok, terutama di usia muda, bisa menjadi hal yang membuat frust...