KTT APEC Pun Kutuk Invasi Rusia ke Ukraina
APEC sebagai forum kerja sama ekonomi, tidak bisa lepas untuk menyoroti secara tajam invasi Rusia ke Ukraina dan dampaknya pada kawasan lain.
BANGKOK, SATUHARAPAN.COM-Para pemimpin negara-negara Asia-Pasifik menambahkan suara mereka pada hari Sabtu (19/11) untuk tekanan internasional terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina. KTT APEC mengeluarkan pernyataan puncak yang mengatakan "sebagian besar" dari mereka mengutuk perang tersebut.
Ke-21 anggota forum Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) mengeluarkan deklarasi bersama setelah satu setengah hari pembicaraan di Bangkok, Thailand mengkritik konflik dan gejolak ekonomi global yang ditimbulkannya.
Komunike KTT itu disetujui oleh semua anggota APEC, termasuk Rusia dan China, yang telah menahan diri dari kritik publik terhadap Moskow atas invasi itu, tetapi mencakup sejumlah kebohongan diplomatik.
“Sebagian besar anggota mengutuk keras perang di Ukraina dan menekankan hal itu menyebabkan penderitaan manusia yang luar biasa dan memperburuk kerentanan yang ada dalam ekonomi global,” katanya.
“Ada pandangan lain dan penilaian berbeda terhadap situasi dan sanksi.”
Selain mengganti nama organisasi, pernyataan itu kata demi kata sama dengan deklarasi G20 yang dikeluarkan pekan lalu setelah pertemuan puncak di Indonesia dan kabarnya merupakan buah dari tawar-menawar diplomatik yang intens.
Pernyataan APEC menyoroti “penderitaan manusia yang luar biasa” yang disebabkan oleh perang, meratapi dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi, inflasi, rantai pasokan, serta ketahanan energi dan pangan.
Amerika Serikat dan sekutunya menggunakan KTT G20 pekan lalu untuk memperluas koalisi melawan invasi Presiden Vladimir Putin dan menghentikan klaim Kremlin tentang perang Timur melawan Barat.
Dengan upaya perangnya yang gagal dalam menghadapi perlawanan Ukraina yang didukung oleh Barat, Putin menolak untuk menghadiri KTT G20 atau APEC, mengirim menteri luar negerinya ke Bali dan seorang wakil perdana menteri ke Bangkok.
Moskow melancarkan serangan rudal di seluruh Ukraina pekan ini setelah kehilangan kota Kherson dalam salah satu kemunduran terbesar yang diderita oleh pasukan Rusia sejak invasi mereka pada Februari.
Serangan gencar telah menyebabkan jutaan warga sipil Ukraina menderita kekurangan listrik saat musim dingin tiba dan suhu turun drastis. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...