KTT ASEAN Diperkirakan Bahas Krisis Myanmar
Pemimpin Thailand, Laos dan Filipina tidak hadir. Jenderal Senior Min Aung Hlaing, diharapkan hadir, namun tidak sebagai kepala negara Myanmar.
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Pemimpin Brunei Darussalam, Sultan Hassanal Bolkiah, tiba di Jakarta pada hari Jumat (23/4) sore. Kedatangannya untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN (Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara) yang dilaksanakan pada hari Sabtu (24/4) di Gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta.
Perdana Menteri Vietnam, Phạm Minh Chinh, juga telah tiba di Jakarta hari Jumat untuk menghadiri KTT tersebut. Namun dia terlebih dulu bertemu Presiden Joko Widodo untuk melakukan pertemuan bilateraldi Istana Kepresidenan Bogor.
Belum ada keterangan apa yang dibahas kedua pihak dalam pertemuan itu. Menurut keterangan Istana Presiden, turut mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan itu adalah Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, dan Dirjen Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri, Abdul Kadir Jailani.
KTT ASEAN diperkirakan akan juga membahas isu penting salah satu negara anggotanya, Myanmar, terkait dengan solusi situasi krisis di sana setelah kudeta militer pada 1 Februari.
Bahas Masalah Myanmar
Para pemimpin Asia Tenggara akan bertemu dengan jenderal tertinggi dan pemimpin kudeta Myanmar dalam KTT darurat di Indonesia hari Sabtu (24/4), dan diharapkan mendesak seruan untuk diakhirinya kekerasan oleh pasukan keamanan yang telah menewaskan ratusan pengunjuk rasa, dan juga pembebasan Aung San Suu Kyi dan tahanan politik lainnya.
Ada sedikit harapan untuk terobosan segera dalam pertemuan dua jam di Jakarta antara Jenderal Senior Min Aung Hlaing dan para kepala negara ASEAN. “Tragedi yang sedang berlangsung (di Myanmar) memiliki konsekuensi serius bagi Myanmar, ASEAN, dan kawasan,” kata Menteri Luar Negeri Singapura, Vivian Balakrishnan, pada malam KTT.
Satu proposal, yang telah dibahas dalam pertemuan pendahuluan, adalah agar Sultan Brunei, Hassanal Bolkiah, sebagai ketua ASEAN saat ini, melakukan perjalanan ke Myanmar untuk bertemu dengan pimpinan militer dan mengunjungi Suu Kyi untuk mendorong dialog. Dia akan didampingi oleh Sekretaris Jenderal ASEAN, Lim Jock Hoi, juga dari Brunei, jika junta setuju, kata seorang diplomat Asia Tenggara, dikutip AP yang tidak mau disebut namanya.
Diplomat lain mengatakan bantuan kemanusiaan dapat ditawarkan ke Myanmar jika kondisinya membaik. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, berharap bahwa "kita dapat mencapai kesepakatan tentang langkah-langkah selanjutnya yang dapat membantu rakyat Myanmar keluar dari situasi yang sulit ini."
Bukan Sebagai Kepala Negara
Menyusul kudeta, ASEAN melalui Brunei Darussalam mengeluarkan pernyataan yang tidak diharapkan mengecam perebutan kekuasaan tetapi mendesak "upaya dialog, rekonsiliasi dan kembali normal sesuai dengan kemauan dan kepentingan rakyat Myanmar." Di tengah tekanan dari pihak Barat, kelompok regional ini telah berjuang untuk mengambil posisi yang lebih kuat dalam berbagai masalah, tetapi tetap pada pendekatan non konfrontatifnya.
Semua negara ASEAN setuju untuk bertemu Min Aung Hlaing, tetapi tidak akan memanggilnya sebagai kepala negara Myanmar di KTT itu, kata diplomat Asia Tenggara itu.
Para kritikus mengatakan keputusan ASEAN untuk bertemu dengannya tidak dapat diterima dan sama dengan melegitimasi penggulingan dan tindakan keras mematikan yang dilakukannya. Penembakan oleh polisi dan tentara telah menewaskan lebih dari 700 pengunjuk rasa dan pengamat, menurut beberapa penghitungan independen.
Amnesty International mendesak Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya untuk menyelidiki Min Aung Hlaing atas "tuduhan yang kredibel bertanggung jawab atas kejahatan terhadap kemanusiaan di Myanmar." Sebagai negara pihak dalam konvensi PBB melawan penyiksaan, Indonesia memiliki kewajiban hukum untuk menuntut atau mengekstradisi tersangka pelaku di wilayahnya, katanya.
“Krisis Myanmar yang dipicu oleh militer memberi ASEAN ujian terbesar dalam sejarahnya,” kata Emerlynne Gil dari kelompok hak asasi yang berbasis di London. "Ini bukan masalah internal Myanmar, tetapi masalah hak asasi manusia dan kemanusiaan yang besar yang berdampak pada seluruh wilayah dan sekitarnya."
Laos, Filipina, dan Thailand Tidak Hadir
Lebih dari 4.300 polisi telah menyebar ke seluruh ibu kota Indonesia untuk mengamankan pertemuan, yang diadakan di bawah pengamanan ketat di tengah pandemi. Indonesia telah melaporkan jumlah infeksi dan kematian COVID-19 tertinggi di Asia Tenggara.
Para pemimpin Thailand dan Filipina melewatkan KTT ASEAN ini, untuk focus menangani wabah virus corona di negara asalnya. Pemimpin Laos, yang memiliki jumlah infeksi paling sedikit di kawasan itu, tetapi pekan ini memberlakukan penguncian, juga membatalkan kehadirannya pada menit-menit terakhir. KTT tatap muka adalah yang pertama dilakukan para pemimpin ASEAN dalam lebih dari setahun.
Keragaman anggota ASEAN, termasuk ikatan yang berbeda dengan negara lain, termasuk China atau Amerika Serikat, memiliki kebijakan dasar untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri satu sama lain, dan memutuskan melalui konsensus. Ini dinilai telah melumpuhkan kemampuan blok tersebut untuk menangani krisis dengan cepat.
Selain Myanmar, anmggota ASEAN adalah Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. (bersama AP)
Editor : Sabar Subekti
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...