Macron: Prancis Tak Pernah Menyerah pada “Teroris Islamis”
PARIS, SATUHARAPAN.COM-Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengatakan bahwa Prancis tidak akan pernah menyerah pada "terorisme Islamis" setelah penikaman fatal seorang pegawai polisi perempuan oleh seorang tersangka ekstremis.
"Dalam perjuangan kami melawan terorisme Islamis, kami tidak akan pernah menyerah," tulis Macron di Twitter, dan menyebut perempuan yang terbunuh itu sebagai Stephanie.
Macron mengeluarkan pernyataan itu setelah jaksa Prancis membuka penyelidikan terorisme atas penikaman fatal seorang petugas polisi di dalam kantor polisi di Rambouillet, barat daya Paris, pada hari Jumat. Penyerang ditembak dan dibunuh oleh petugas di dekatnya.
Jaksa Prancis telah membuka penyelidikan terorisme atas penikaman fatal seorang petugas polisi di dalam kantor polisi pada hari Jumat.
Pelaku dari Tunisia
Kantor kejaksaan anti-terorisme nasional mengatakan telah mengambil alih kasus tersebut, membuka penyelidikan atas pembunuhan seseorang yang memiliki otoritas publik terkait dengan kelompok teroris.
Jaksa anti-terorisme Prancis, Jean-Francois Ricard, yang kantornya memimpin penyelidikan, mengatakan di luar kantor polisi di Rambouillet bahwa "komentar yang dibuat oleh penyerang" menunjukkan motif teror oleh tersangka dari Tunisia, yang ditembak dan dibunuh oleh polisi.
Petugas polisi itu ditikam hingga tewas di dalam kantor polisi di dekat puri bersejarah Rambouillet di luar Paris, dan sesama petugas menembak dan membunuh tersangka penyerang di tempat kejadian, kata pihak berwenang.
Identitas dan motif penyerang belum dijelaskan, kata juru bicara kepolisian nasional. Korban adalah pegawai administrasi berusia 49 tahun di stasiun tersebut, kata juru bicara tersebut. "Kami berada dalam keadaan tercengang," kata Karl Olive, wakil presiden dewan regional, di televisi BFM.
Serangan itu terjadi di barat daya Paris tepat di dalam kantor polisi di daerah pemukiman yang tenang di kota Rambouillet, sekitar 750 meter dari bekas perkebunan kerajaan yang kadang-kadang digunakan untuk negosiasi perdamaian internasional. Penjaga polisi mengelilingi daerah itu setelah kejadian penusukan.
Perdana Menteri Prancis, Jean Castex, Menteri Dalam Negeri, Gerald Darmanin, dan pejabat tinggi lainnya mengunjungi lokasi serangan untuk menunjukkan dukungan mereka kepada polisi.
Prancis menghadapi serangan mematikan terhadap polisi di masa lalu, termasuk beberapa oleh ekstremis Islamis. (AP/AFP)
Editor : Sabar Subekti
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...