KTT OKI: Teror dan Kekerasan Masalah Utama Islam
ISTANBUL, SATUHARAPAN.COM - Teror dan kekerasan adalah dua masalah terbesar yang dihadapi dunia Muslim, kata Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan dalam pembukaan KTT Organisasi Kerja Sama Negara-negara Islam (OKI), hari Kamis (14/4) di Istanbul, Turki.
"Kita ingat di masa lalu bagaimana Afghanistan dihancurkan, bagaimana ratusan ribu Muslim dibantai dan bagaimana jutaan orang lain diperlakukan tidak adil karena al-Qaeda," katanya, seperti dilaporkan Hurriyet.
Sekarang, hal itu adalah Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS atau ISIS) di Suriah, Irak dan Libya, dan Boko Haram dan Al-Shabaab di Afrika, organisasi teroris yang mengirimkan gelombang mengejutkan di seluruh dunia oleh "tindakan teror kejam" mereka, kata Erdogan.
"Sekarang Daesh (sebutan dalam bahasa Arab untuk ISIS) yang mengontrol tempat-tempat tertentu di Irak dan Suriah dan sedang berusaha untuk menguasai Libya, membuat rencana kotor yang sama. Kita melihat Boko Haram dan Al-Shabaab, yang melakukan serangan teror di Afrika, dalam kategori yang sama," katanya.
Terlepas dari sejumlah serangan yang ditunjukkan, semua organisasi teror ini menindas dan merugikan semua Muslim," kata Erdogan. "Teror dan masalah kekerasan adalah dua masalah terbesar yang dihadapi dunia Islam sekarang," kata Erdogan.
Tidak Mewakili Islam
Dia mengatakan tidak pernah menyetujui tindakan yang menargetkan orang yang tidak bersalah. Namun dia menilai organisasi seperti organisasi teroris tidak mempertimbangkan keyakinan, akar atau wacana.
Organisasi tersebut tidak mewakili Islam, katanya. "Agama kami adalah agama damai dan kompromi."
Erdogan berterima kasih kepada anggota OKI yang menerima proposal mendirikan pusat koordinasi polisi multinasional untuk negara-negara Islam dalam memerangi militan, yang akan berbasis di Istanbul.
Badan-badan internasional perlu meninjau pendekatan pada organisasi teroris. Ini perlu untuk operasi terhadap organisasi teror di lapangan dan harus ada upaya menargetkan sumber daya keuangan dan manusia organisasi teror, kata Erdogan.
Provokasi Sektarian
Turki menjadi tuan rumah KTT OKI pada tahun 1969. KTT dua hari ini untuk memperkuat persatuan dan solidaritas negara-negara Islam dalam memerangi terorisme.
Erdogan mengatakan, dunia Islam harus mengurusi teror dan krisislainnya sendiri, bukannya menunggu "kekuatan lain untuk campur tangan."
"Kita perlu untuk campur tangan dan memecahkan (masalah). Ketika kita tidak melakukan, orang lain ikut campur," katanya. Dia juga menekankan bahwa umat Islam harus mengatasi "provokasi sektarianisme."
"Agama saya bukan Sunni atau Syiah. Agama saya adalah Islam," kata Erdogan. "Kita harus menyatukan. Keluar dari konflik, tirani, karena umat Islam menderita," katanya.
Enam Manfaat Minum Air Putih Usai Bangun Tidur
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Terdapat waktu-waktu tertentu di mana seseorang dianjurkan untuk me...